Jumat, 28 Juni 2013

GADGET

Ada masyarakat yang terpengaruh dengan perkembangan gadget ini dan ada yang tidak. Bagi yang tidak terpengaruh, mereka santai saja menjalani kehidupan seperti biasa dengan gadget seadanya dan tidak terlalu "ngoyo" untuk mendapatkan gadget terbaru dengan segala pemikiran. Bagi yang terpengaruh, mereka selalu mengikuti perkembangan gadget. Mereka berlomba-lomba membeli gadget terbaru dengan berbagai cara. Mereka "ngoyo" memiliki gadget demi sebuah gengsi. Padahal belum tentu mereka yang mengikuti trend gadget dapat menggunakannya dengan maksmal. Bisa disebut dengan "yang penting punya dan paling bagus diantara yang lain"
Seperti yang kita ketahui, perkembangan gadget pada masa sekarang cukup pesat. Mulai dari alat untuk mendengarkan lagu, mengambil foto, komunikasi, sampai komputer.

Contoh gadget untuk mendengarkan lagu :
- radio tape
- walkman
- MP4
- Ipod

Contoh gadget untuk mengambil foto :
- kamera manual
- kamera digital
- kamera SLR
- kamera DSLR

Contoh untuk komunikasi :
- Symbian
- Blackberry
- Android

Contoh dalam hal komputer :
- Windows XP
- Windows Vista
- Windows 7
 dengan berbagai merk.


Gadget memang tidak bisa dilepaskan dari warga urban yang tinggal di Jakarta. Bisa dipastikan ke mana saja mereka melangkah, selalu dikelilingi oleh gadget-gadget canggih dan seru. Bayangkan perkembangan masyarakat urban yang pesat tersebut juga diiringi oleh perkembangan gadget yang semakin lama semakin seru. Jika dahulu orang memiliki walkman, kemudian discman, kini sudah tergusur oleh portable audio player yang sangat mini dan mudah dibawa kemana-mana. Di bawah ini adalah beberapa urban gadget yang tidak boleh Anda lewatkan.
B. SEJARAH GADGET

Asal-usul dari “gadget” kata melacak kembali ke abad ke-19. Menurut Kamus Inggris Oxford , ada bukti anekdotal untuk penggunaan “gadget” sebagai nama pengganti untuk item teknis yang tepat nama seseorang tidak dapat mengingat sejak tahun 1850-an, dengan 1886 Spunyarn buku Robert Brown dan Spindrift, Seorang anak pelaut log keluar dari pelayaran dan rumah di clipper teh Cina yang mengandung penggunaan paling awal di cetak. Etimologi dari kata tersebut diperdebatkan. Sebuah cerita beredar luas menyatakan bahwa gadget kata “diciptakan” ketika Gaget, Gauthier & Cie, perusahaan di balik repousse pembangunan Patung Liberty (1886), membuat versi kecil dari monumen dan menamakannya setelah perusahaan mereka , namun ini bertentangan dengan bukti bahwa kata itu sudah digunakan sebelumnya di kalangan bahari, dan fakta bahwa hal itu tidak menjadi populer, setidaknya di Amerika Serikat, sampai setelah Perang Dunia I. Sumber lain mengutip derivasi dari Perancis gâchette yang telah diterapkan pada berbagai potongan mekanisme menembak, atau gagée Perancis, alat kecil atau aksesori.
Para Oktober 1918 isu Catatan dan Pertanyaan berisi entri multi-artikel tentang “gadget” kata (12 S. iv. 187). H. Tapley-Soper dari Perpustakaan Kota, Exeter, menulis:
Sebuah diskusi muncul pada pertemuan Plymouth dari Asosiasi Devonshire pada tahun 1916 ketika ia menyarankan bahwa kata ini harus dicatat dalam daftar provincialisms lisan setempat. Beberapa anggota berbeda pendapat dari dimasukkannya dengan alasan bahwa itu adalah umum digunakan di seluruh negeri, dan seorang perwira angkatan laut yang hadir mengatakan bahwa telah bertahun-tahun menjadi ekspresi populer di layanan untuk alat atau melaksanakan, nama yang tepat dari yang tidak diketahui atau telah untuk sementara dilupakan. Saya juga sering mendengarnya diterapkan dengan menggunakan sepeda motor teman untuk koleksi perlengkapan untuk dilihat pada sepeda motor. ‘Nya pegangan-bar disiram gadget’ mengacu pada hal-hal seperti spedometer, cermin, tuas, lencana, maskot, & c, yang melekat pada kemudi. Menangani. The ‘menyulap’ atau pendek sisanya digunakan dalam biliar juga sering disebut ‘gadget’, dan nama telah diterapkan oleh platelayers lokal ke ‘mengukur’ digunakan untuk menguji akurasi dari pekerjaan mereka. Bahkan, meminjam dari masa kini Tentara gaul, ‘gadget’ diaplikasikan untuk ‘hal lama. “
Penggunaan istilah dalam bahasa militer melampaui angkatan laut. Dalam buku “Di atas Pertempuran” oleh Vivian Drake , yang diterbitkan pada tahun 1918 oleh D. Appleton & Co, New York dan London, menjadi memoar seorang pilot dalam British Royal Flying Corps , ada kutipan berikut: “kami perasaan bosan itu kadang-kadang hilang dengan gadget baru -. “gadget” adalah Flying Corps slang untuk penemuan Beberapa gadget yang baik, beberapa komik dan beberapa luar biasa “
Dengan paruh kedua abad kedua puluh, “gadget” istilah telah diambil pada konotasi dari kekompakan dan mobilitas. Dalam esai 1965 “The Gizmo Besar” (istilah yang digunakan bergantian dengan “gadget” di seluruh esai), kritikus arsitektur dan desain Reyner Banham mendefinisikan item tersebut sebagai:
Kelas karakteristik produk AS – mungkin yang paling karakteristik – adalah unit mandiri kecil kinerja tinggi dalam kaitannya dengan ukuran dan biaya, yang berfungsi untuk mengubah beberapa set dibedakan dari keadaan ke kondisi lebih dekat keinginan manusia. Minimum keterampilan yang diperlukan dalam instalasi dan penggunaan, dan ini terlepas dari infrastruktur fisik dan sosial di luar itu oleh yang dapat dipesan dari katalog dan dikirimkan ke pengguna prospektifnya. Sebuah kelas pegawai dengan kebutuhan manusia, ini klip-pada perangkat, gadget portabel, memiliki pemikiran Amerika berwarna dan tindakan jauh lebih dalam.
Penggunaan lain
Yang pertama bom atom dijuluki gadget oleh para ilmuwan dari Proyek Manhattan , diuji di situs Trinity .
C. APLIKASI GADGET
Dalam industri perangkat lunak, “gadget” mengacu pada program komputer yang menyediakan layanan tanpa perlu sebuah aplikasi independen yang akan diluncurkan untuk masing-masing, melainkan berjalan di lingkungan yang mengelola beberapa gadget. Ada beberapa implementasi berdasarkan teknik pengembangan perangkat lunak yang ada, seperti JavaScript , form input, dan berbagai format gambar.
Para pengguna didokumentasikan dari gadget panjang dalam konteks rekayasa perangkat lunak adalah pada tahun 1985 oleh para pengembang AmigaOS , maka sistem operasi dari Amiga komputer ( intuition.library dan juga tools.library kemudian Gad). Ini menunjukkan apa tradisi teknologi lainnya sebut GUI widget -elemen kontrol antarmuka pengguna grafis . Ini konvensi penamaan tetap dalam melanjutkan penggunaan sejak saat itu.
Tidak diketahui apakah perusahaan perangkat lunak lain secara eksplisit menggambar pada inspirasi bahwa ketika menampilkan kata dalam nama teknologi mereka atau hanya mengacu pada makna generik. Widget Kata tua dalam konteks ini. Dalam “film Kembali ke Sekolah “dari tahun 1986 oleh Alan Metter, ada adegan di mana seorang profesor ekonomi Dr Barbay, ingin memulai untuk tujuan pendidikan sebuah perusahaan fiktif yang menghasilkan” widget: Ini adalah produk fiktif. “

D. TREND GADGET MOBILE


Sekitar awal tahun 2010 Apple mengeluarkan seri IPAD, dan hanya butuh waktu kurang dari 3 bulan untuk IPAD langsung menguasai pasar mobile computing yang selama ini dikuasai oleh Tablet dan UMPC (Ultra Mini PC), bahkan IPAD turut mempengaruhi pasar Smart Phone.
Padahal sebelum diluncurkan, beberapa pakar IT kelas wahid ramai-ramai mencibir IPAD sebagai barang “nanggung” dan tidak berguna. Artinya adalah kurang ringkas untuk skala mobile, dan kurang berguna untuk memenuhi sasaran kebutuhan computing. Salah satu yang melontarkan pernyataan ini adalah Bill Gates (CEO dari Microsoft) dan Jim Ballsilie (CEO RIM (Produsen BlackBerry)). Mereka pada mulanya beranggapan, tidak mungkin IPAD dapat menggusur pangsa microsoft di bidang Computer dan Blackberry di bidang SmartPhone.
Namun, mereka harus menerima kenyataan  bahwa Steve Jobs seperti “menyihir” dunia dengan memberi trend terbaru bagi perkembangan teknologi di bidang Computer maupun Mobile Computing. Ini memang terkait dengan inovasi pada gadgets Ipad dan Iphone itu sendiri, terutama pada tampilan dan layar sentuhnya yang bekerja sangat baik, serta system layanan online. “Sihir” Steve Jobs ini memang bukan kali pertama dilakukan, jika kita mengingat sekitar awal tahun 2000 saat Steve Jobs merubah cara orang menikmati musik dengan meluncurkan gadget unik bernama “Ipod”, yang langsung menggusur walkman pada saat itu.
Pada kesempatan ini saya tidak  membahas tentang “sihir” Steve Jobs ini. Namun dengan cerita ini kita dapat menerima suatu analogi bagaimana suatu inovasi dapat merubah mindset orang tentang teknologi seperti yang dilakukan Steve Jobs. Saya akan lebih fokus pada topik umumnya, yakni membahas “Trend Perkembangan Gadgets Mobile vs Netbook”.
Zaman dahulu orang selalu berpikir bahwa Gadget Mobile fungsionalitasnya adalah lebih kepada sifat mobilenya dan untuk smartphone dapat mengerjakan tugas-tugas yang tidak terlalu berat. Sementara Netbok adalah perkembangan dari Desktop dengan model Komputer Jinjing dengan kapabilitas kemampuan menyamai kemampuan Desktop terutama untuk mengerjakan tugas yang sifatnya office.Padangan ini bukannya salah untuk ukuran saat ini, namun perlahan mulai bergeser. Menurut situs http://www.techblogx.com/netbook-vs-tablet.html, ada beberapa perbandingan bagi konsumen untuk memilih notebook/netbook atau gadget mobile(tablet,smartphone, dll)
1. Gadget mobile menawarkan trend teknologi terkini, dengan tampilan  menarik. Sementara Notebook/Netbook lebih menawarkan kepada   Performa pekerjaan.
2. Gadget mobile lebih menawarkan kepada keringkasan dan mobility. Beberapa gadget seperti Ipad mungkin dapat menyamai performa dari Notebook ataupun Netbook untuk memenuhi kebutuhan komputer. Mungkin resolusi layar, kemampuan processor, memory, dan kapasitas penyimpanan hardisk.  Namun dengan User Interface yang dimiliki gadgets mobile, tak akan senyaman dengan User Interface tradisional  milik Notebook ataupun Netbook, seperti keyboard.
3. Netbook/Notebook memberikan semua kelengkapan komputerisasi sampai pada Optical Drive. Sedang Gadget tidak mungkin selengkap itu. Contoh lain adalah port USB plugin play, yang hanya dimiliki gadgets seperti IPAD dengan harga yang mahal.
4. Gadgets dan notebook/netbook sama-sama dapat memenuhi kebutuhan mobile seperti telephon, sama-sama mendukung teknologi video calling dengan camera. Namun penggunaan tujuan mobile pada notebook/netbook tidak akan senyaman pada mobile gadgets.
5. Harga untuk notebook/netbook lebih terjangkau daripada gadgets mobile.
Inovasi Gadgets vs Kemampuan Netbook
Jika kita menilik pada cerita Steve Jobs tadi, dan ramainya produk Android pada saat ini mungkin sudah cukup menggambarkan kepada kita akan inovasi gadgets yang sudah membanjiri pasar smartphone dan mobile computing. Namun kita juga tidak akan melupakan perkembangan hardware untuk Netbook yang saat uni kemampuannya sudah menyamai Desktop. Jika saya harus memilih dengan standar keuangan mahasiswa, jelas saya lebih memilih notebook atau netbook demi kelancaran studi saya. Namun bukan berarti saya tidak membutuhkan gadgets, minimal untuk kebutuhan komunikasi. Untuk membandingkannya kita akan melihat angka pada realnya.

Jika kita merujuk pada data statistik yang ada pada trend perkembangan Ipad vs Netbook, didapat yang kami dapat dari situs Morgan Stanley Research menyebutkan bahwa Netbook sangat berjaya pada Juli 2009, dimana pertumbuhan Notebook sangat meyakinkan yakni 649% dari bulan sebelumnya. Kemudian semakin hari bertambah hari popularitasnya semakin turun. Beberapa faktor diantaranya Netbook sudah bukan lagi barang yang menarik, dibandingkan smartphone ataupun tablet. Selain itu juga dipengaruhi oleh merosotnya harga notebook, yang membuat konsumen lebih condong ke notebook yang mempunyai kemampuan lebih daripada netbook. Puncaknya adalah pada awal peluncuran Ipad yaitu pada April 2010, dimana pertumbuhan Netbook menjadi minus 13%. Padahal Maret 2010, Netbook masih sempat mengalami pertumbuhan sekitar 25%. Lalu bagaimana kabar netbook untuk saat ini?
E. Populasi Internet Pengguna Mobile Gadgets

Dari grafik diatas terlihat bahwa berbagai platform mobile dari Ipad sampai Black Berry terus membayangi Platform Desktop, Notebook dan Netbook seperti Windows, Mac dan Linux. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa fungsi gadgets sebagai alat untuk mencari informasi di Internet tidak kalah dibanding platform workstation.
Data yang kami dapat dari Tech Crunch bahwa dalam periode 3 bulan sejak April 2010, yakni antara pertengahan Juli hingga Agustus 2010 bahwa Browsing Share (tingkat konsumsi trafic internet) untuk platform mobile terus naik dan menggerogoti konsumsi internet Desktop/Laptop. Bahkan platform Windows sampai turun 3.5% dalam kurun 3 bulan tersebut. Sedang Ipad justru melonjak 3.4%.Perlahan tapi pasti trafic pengguna mobile ini terus naik.

raditya dika

Raditya Dika , lahir dengan nama asli Dika Tempatsampahputra Angkasaputra Moerwani adalah seorang pelajar bodoh di Indonesia, tapi tidak sebodoh para Anggota DPR atau mbokmu. Dia adalah salah satu spesies Homo Kambingcius, tetapi karena dia lebih special dari Homo kambingcius yang lainnya maka ia diberi nama sekunder Radikus Makankakus. Sebagai kambing ia dapat menulis, bilang makasih, kayang, melawak, main film bahkan mengupas kulit duren dengan mulut.

 Kisah Hidup

Radith lahir di kandang kambing dokter hewan, diiringi dengan bapaknya yang garok-garok titit dan perut ibunya yang dirobek pake samurai. Itu adalah operasi Caesar pertama yang dilakukan terhadap kambing dan Homo kambingcius. Diduga dilakukan oleh Nyonya Sudarmi yang sebenarnya ingin membelek kambing itu untuk dijadikan rendang susu kambing.

Taman Kanak-kanak

Menurut Kitab Cinta Brontosaurus bab 2 berjudul "ingatlah ini sebelum memakai sarung". Raditya Dika mengalami masa-masa TK kurang lebih pada umur 81 tahun, radith dikenal juga sebagai anak ajaib, kenapa ajaib? karena tidak ada anak TK yang berumur 81 tahun seperti Radith. Radith pernah mengikuti pentas air seni, dia membawakan sebuah tarian bersama teman-temannya.
Kayang
Radith mempermalukan Indonesia dengan cara kayang didepan kantor pemerintahan Belanda.
Kayang-berjamaah
Fans-fans gila Radith yang haram pun mengganti sholat berjamaah menas 3 SD.

 Kehebatan

Dialah kambing pertama yang bisa mencerdaskan anak bangsa dengan tulisannya yang membodohi negara (penghargaan yang setara dengan Tolololpedia, tapi Tolololpedia bukan ditulis kambing melainkan tikus curut dan Monyet Alias Kamu).
Untung aja SBY keasyikan nonton Bokep Ariel-Luna-Cut TariLaskar Pelangi sampe lupa nonton KambingJantan.
Dia juga melepas pakem NERD yang biasa melekat pada penulis-penulis pada umumnya. Mereka biasanya mengurung diri dan terus menulis dengan memakan daki mereka sendiri sebagai pengganti nutrisi makanan lalu dia pun menjadi banci seperti amingwati. hAhahahaha...

[sunting] Prestasi

Komik
Komik rancangan Radith dan anak SMA yang tidak beruntung itu
Buku abal
Buku karya Raditya Dika sebagai bentuk kecaman atas SBY
Sebagai penulis buku-buku yang semuanya best seller. Tapi kalau kata kritikus sih pointless, tapi mendidik agar pembacanya ketularan goblok dan gendeng.
Karya pertamanya adalah buku yang menceritakan evolusi Radikus Makankakus sampai menjadi kambing in telek yang bisa berkuliah di AsuAustralia. KambingJantan, nama buku tersebut menjadi best seller di Gramedia juga sulitnya mencari buku tersebut(terutama bagi para peternak karena bukunya didapat di bagian pertanian). Cara mencarinya ialah bertanya kepada costemer service lalu naik Elang. Terus naik menara pake obor, lalu akan ditemukan buku terkutukkenal di dunia maksiat, tolol, gendeng, dan waras.
Buku kedua adalah Cinta Brontosaurus. Isinya berkisah tentang cerita cintanya waktu masih jadi makhluk bersel satu sampai ketika ia dimirip-miripin dengan Godzilla.
Buku ketiga berjudul Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa. Menceritakan tentang kegilaannya waktu masih jadi kambing. Contoh kegilaan: Makan kakus.
Buku keempat berjudul Babi Ngesot. Menceritakan tentang pengalamannya ketemu sama babi, babi bersayap, dan babi yang bisa ngesot. Mengangkat horor sebagai temanya, Radith pun tiap hari belajar untuk parno agar feel-nya terbawa ketika menulis. Tapi abis selesaiin tu buku Radith parno beneran. Cara menjaga keparnoan seseorang ala Raditya Dika ialah
  • Tempelkan gambar Amingwati Telanjang di tiap cermin
  • Bayangkan Radith bergaya kayak hewan
Cara-cara di atas akan membuat anda parno untuk selamanya.....
Buku kelima berjudulAku hanya seekor kambing.Berkisah dengan pengalaman yang nyata yang pernah di alami oleh radith.Sewaktu mau ke kampung mboknya,ia bertemu kambing biasa,Kambing itu tidak seperti radith yang bisa tulis,bikin buku,ngompol,boker di toilet,ngomong dan dll.Radith kasihan dan radith berusaha menjadi teman seperjuang kambing itu..
Dia juga terbawa fanatisme Pokemon sehingga ia menculik seorang murid SMA dan dipaksa untuk mengkomikkan KambingJantan. Maka lahirlah KambingJantan: Sebuah Catatan HarianKomik Pelajar Bodoh berisi 5 bab yang kalau dibaca kagak bakalan puas, soalnya gambarnya ancur abis sehingga para fans dengan antusiasnya berusaha mereka ulang isi komik itu dengan Sotosop.
Radith juga bisa main film loh. Buktinya film yang baru saja dia rilis rama-ramai ditonton pengembala kambing dan kambing-kambing mereka, termasuk Ahmad Dhani, Syekh Pujiono, dan seorang pegulat WWE berjenggot subur bernama Snitsky.
Caleg Abal
Radith mencalonkan diri sebagai caleg Partai Indah Kapuk.
Radith juga pernah mencalonkan diri menjadi Presiden dari Partai Kambing Ganteng Itu Keren Sekali Bagai Brad Pitt Lho Bo Dung Dung Pret Mbek Ngok Hiee Bruak Cuih Cuih Yii Ha (PKGIKSBBPLBDDPMNHBCCYH) pada tahun 2004-2009 dengan wakilnya yaitRangerr Ranger Merah. Tadinya dia mau menggaet Jojon sebagai partnernya, tetapi gagal. Bukan karena Jojonnya gak mau, tapi Radith gak punya pulsa doang dan HP, itu ajah.
Maka tahun ini iapun mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Indah Kapuk. Perolehan suaranya saat ini yaitu 0, karena ketika surat suaranya disodorkan kepada para kambing malah dimakan.

Bibilografi

  • KambingJantan
  • Cinta Brontukulus Arwanis
  • Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa
  • Babi Ngesot
  • Marmut Merah Jambu (sudah dirilis dan judulnya tetap Marmut Merah Jambu karena kaum kambing ketakutan ditodong oleh marmut merah jambu yang kecil namun panjang yang tiba-tiba saja turun dari langit.Buku dapat dibeli di toko semen terdekat)
  • Aku hanya seekor kambing(adalah buku seludupan ato rahasia dika,dikarenakan terlalu banyak privacy yang di expost terjadinya pengeblokan buku,contoh privacy dika:dika adalah sebuah otaku,suka nonton Sekirei,Haruhi suzumiya,Onegai Teacher dan Joko Tinggir melompati buaya yang semua adalah tontonan illegal pada masa bahala dan suka baca majalah bobokep.Paling tidak tim dari tololopedia sudah mengirim 10 orang tolol untuk mengamankan buku itu.)
  • Manusia Setengah SAlmon (menceritakan tentang radit yang dikutuk jadi salmon ama mak erot)

Filmografi

  • KambingJantan

Fakta tentang Raditya Dika

  • 1 Membaca buku radith mengakibatkan Perubahan menjadi kambing, bego, dan suka makan kakus khususnya Radikus Makankakus
  • 2 Pada lomba "AKU DAN BUKU RADITHKU", ada yang berfoto dengan gaya memakan buku Radith, kakus, dan memakai buku Radith sebagai BH!!!
  • 3 Nama panggilan Radith = Dikung
  • 4 Raditya Dika memiliki teman titisan lucifer
  • 5 Ibunda Dika masih memberikan ASI eksklusif hingga hari ini
  • 6 Dika adalah seorang gay
  • 7 Dika memiliki hubungan terselubung dengan Ade Rai
  • 8 Dika pernah berpacaran dengan derby romeo
  • 9 guns n roses pernah mengundangnya untuk sebuah stand up comedy
  • 10 Dia memiliki hoby mengupil dan bersenggama
  • 11 List lagu di ipod nya adalah jingle Javanese Adult Videos
  • 12 Dia fasih berbahasa Lesotho dan Gabon
  • 13 Makanan favouritenya adalah Keripik setan ma icih
  • 14 Dia gemar menggambar porno
  • 15 Dia terobsesi tinggal bersama alien di planet Saturnus

Sabtu, 22 Juni 2013

Mahasiswa Miskin Dilarang Putus Asa!


20130413-214935.jpg
Rencana pemerintah untuk menghapus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diganti dengan jalur undangan disambut dengan reaksi negatif oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan seleksi berdasarkan ujian masuk yang awalnya dikelola oleh pemerintah, menjadi murni dikelola oleh PTN. Masalahnya PTN dapat memilih sekolah-sekolah tertentu yang akan diundang, dan rawan manipulasi nilai rapor karena hanya siswa berprestasi yang dapat masuk jalur ini. Kenyataannya di lapangan, biaya sumbangan pendidikan yang ditetapkan oleh jalur ini mencapai puluhan juta rupiah per orang, dan biaya penyelenggaraan pendidikan juga berlipat dari jalur SNMPTN.
Dulu calon mahasiswa yang berasal dari ekonomi kurang mampu, berusaha untuk masuk ke PTN karena selain kualitasnya yang terjamin sehingga mencari kerja lebih mudah, biaya kuliahnya pun murah karena mendapatkan subsidi dari pemerintah. Namun harapan itu kini kian tipis karena penghapusan SNMPTN dan subsidi, sehingga hal ini menyebabkan banyak lulusan SMA menjadi putus asa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Sebagai pendidik tentu saya punya kepentingan untuk mendorong semua lulusan SMA meneruskan pendidikannya, karena semakin hari persaingan untuk mendapatkan pekerjaan makin ketat. Saat ini buruh di pabrik saja sudah lulusan SMA, kita bisa bayangkan 10 tahun lagi siapa yang akan direkrut di sana. Tentu saja ada beberapa contoh keberhasilan yang dicapai oleh teman-teman yang meskipun tidak tamat pendidikan dasar ataupun lanjutan tetapi sukses menjadi pengusaha, di antara ribuan yang lain sehingga persentasenya kecil. Ibaratnya jika kita menempuh pendidikan yang lebih tinggi, lebih banyak pintu yang bisa dibuka, mau kemana saja bisa. Masalah sukses atau tidak nantinya, itu tergantung pintu yang dibuka cocok atau tidak. Untuk mereka yang tidak menempuh pendidikan yang lebih tinggi, pintu yang tersedia lebih sedikit. Selain itu, seandainya nasib benar-benar buruk meskipun kita sudah menyelesaikan kuliah, setidaknya pendidikan akan menyelamatkan kita dari diremehkan orang lain.
Sekarang bagaimana jika lulusan SMA ini kurang mampu (saya akan bilang terus terang: miskin) tetapi ingin kuliah? Yang pasti mereka harus punya niat dan usaha, dan hal ini tidak dapat ditawar. Niat ingin kuliah, dan usaha untuk menyelesaikan kuliah. Apakah itu berarti harus pintar? Ya! Tidak dapat disangkal, kalau seseorang sudah miskin, bodoh pula, jangan memaksakan diri untuk kuliah, hanya menghabiskan biaya saja. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Iwan Pranoto, Guru Besar Ilmu Matematika Institut Teknologi Bandung, di jaman sekarang, bodoh adalah pilihan, bukan nasib. Kalau kita memutuskan untuk jadi pintar, maka kita pasti akan berusaha untuk mencapainya. Jangan manja dan lebih serius dari mereka yang mampu, untuk menghadapi tantangan hidup. Sekolah nomor satu, yang lainnya menyusul.
Pertama yang harus Anda lakukan adalah mencari beasiswa. Hal ini berlaku untuk kuliah di dalam dan di luar negeri, perguruan tinggi negeri maupun swasta. Rajin-rajinlah mencari informasi di Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Tinggi, web perguruan tinggi, ataupun web negara yang dituju. Kadang mereka mengumumkan juga di surat kabar ataupun langsung lewat sekolah. Jika sudah mendapatkan informasi ini jangan lupa untuk menindaklanjuti, hubungi alamat, email maupun nomor telepon yang tertera dan siapkan pertanyaan untuk lebih jelasnya. Misalnya besaran beasiswa, diberikan kapan, bisa digunakan untuk apa saja, syarat-syarat pengajuan dan lain sebagainya. Jangan takut untuk mencari informasi di perguruan tinggi swasta, karena banyak dari mereka menawarkan beragam beasiswa namun belum terekspos dengan baik. Ada pula beasiswa yang ditawarkan pada saat Anda sedang berkuliah. Sering-seringlah memeriksa penjelasannya di papan pengumuman Tata Usaha Fakultas ataupun Jurusan.
Setelah Anda menentukan akan masuk universitas mana, Anda tetap memerlukan sedikit uang untuk persiapan. Misalnya ongkos transportasi (jika berada di luar kota atau negara) dan biaya hidup sampai beasiswa keluar. Karena itu saya menyarankan Anda mulai melakukan pencarian universitas dan jurusan mulai kelas 1 SMA agar dapat diperkirakan besaran dana yang harus dipersiapkan, dan bisa mempersiapkan sedikit demi sedikit dana untuk masa depan.
Sekarang, untuk menyiasati biaya kuliah yang mahal, Anda bisa mulai dari memperbesar pendapatan. Caranya, coba dekati dosen, tunjukkan kemampuan dan sifat proaktif Anda. Siapa tahu Anda dapat membantu dosen dalam proyeknya, sehingga lumayan kecipratan rejekinya. Bisa juga dengan mendaftar menjadi asisten dosen, student employee atau apapun namanya. Dengan rajin membaca papan pengumuman, selain informasi beasiswa, biasanya juga dipasang pengumuman lomba antar mahasiswa. Ikutilah, meskipun hadiahnya kadang tidak berupa uang. Info lainnya adalah kesempatan magang di perusahaan. Dengan menunjukkan performance yang baik, terbuka kemungkinan begitu seleai kuliah Anda akan ditarik masuk ke perusahaan tersebut. Di kelas, ikuti kuliah dengan baik, dan catat dengan rapi. Anda bisa menawarkan jasa fotokopi ke teman-teman yang malas mencatat. Atau bantu teman kuliah dalam pengolahan data. Tidak perlu meminta imbalan, mereka akan dengan sukarela membelikan Anda makanan atau uang pulsa.
Cara eksternal ada macam-macam, tergantung mental dan kemauan Anda. Masalahnya kadang karena Anda seorang mahasiswa, ada perasaan malu jika melakukan pekerjaan yang ‘bukan level’nya. Misal jadi satpam shift malam, jaga minimarket, jaga warnet, menjadi SPG atau pagar ayu, memberikan les, menjual produk, semuanya sebenarnya pantas Anda kerjakan, asal tidak usah membayangkan malunya jika secara tidak sengaja pekerjaan ini dilihat oleh teman kuliah Anda. Saya ingat pernah ada seorang mahasiswa di Yogyakarta memilih profesi sebagai pemulung. Tidak apa-apa, asalkan halal. Cara yang tidak halal pun ada, misal menjual narkoba, VCD porno, ataupun menjual ‘segala’. Tapi percayalah, semua niat baik yang dilakukan dengan cara tidak baik, tidak akan menghasilkan apapun. Jadi daripada dosa, tertangkap polisi, malah harus berhenti kuliah, cobalah tetap berada di jalur yang benar.
Untuk mengurangi pengeluaran, kita mulai dulu dengan pengeluaran akademis. Rajin-rajinlah mengunjungi perpustakaan, untuk mengetahui buku terbaru ataupun meminjam buku teks. Cara lain adalah dekati senior yang sudah lebih dahulu mengambil mata kuliah tersebut, dan pinjam buku teksnya. Daripada fotokopi catatan teman, lebih baik mencatat sendiri. Karena sambil mencatat tersebut kita juga sekalian belajar mengingat. Jika dosen memberikan file presentasi, cobalah untuk melihatnya langsung di monitor, jangan dicetak. Perhatikan jadwal penggunaan laboratorium komputer, cari kemungkinan Anda dapat menggunakannya di luar jadwal yang ada. Atau dengan menjadi asisten dosen atau asisten mata kuliah, biasanya ada fasilitas penggunaan komputer yang dapat dimanfaatkan.
Untuk kehidupan sehari-hari, jika Anda berasal dari luar kota, pilihlah kos yang kecil, minim perabot, tapi dekat dengan kampus. Meskipun Anda harus mengeluarkan uang untuk membeli box plastic untuk menyimpan baju, kasur dan bantal tipis untuk tidur, tapi hal ini akan jauh lebih hemat daripada membayar ongkos sewa bulanan yang mahal. Atau Anda bisa menumpang di rumah saudara jika ada. Hendaknya diingat bahwa dimanapun Anda berada, cobalah menjadi penghuni yang baik. Semua orang akan sayang, dan rejeki mulai lancar (misalnya makanan gratis, cuci gratis, atau dapat anaknya ibu kos :P ). Untuk makan, cobalah cari warung yang murah, sehat dan enak, kemudian cobalah rundingkan dengan pemiliknya supaya Anda bisa membayar satu bulan di depan, tapi Anda bebas makan di sana sehari tiga kali. Pemilik warung pasti menyambut gembira dan biasanya memberikan harga lebih murah, karena dia bisa mendapatkan modal di depan. Buat Anda, setidaknya selama kuliah Anda tidak akan kelaparan, meskipun mungkin lama-lama bosan juga menunya itu saja. Berarti saatnya Anda mencari warung lain yang juga bisa diajak negosiasi. Pengeluaran lain yang rutin adalah pulsa. Pertama cegah dulu kemungkinan pengeluaran yang lebih besar dengan menggunakan handphone yang hanya bisa untuk telepon dan sms. Minimkan menelepon lewat handphone, Anda memilikinya supaya lebih mudah dihubungi, bukan menghubungi.
Penghematan lain: jangan pacaran, jangan merokok, jangan bersenang-senang. Kalau bisa selama uang masih dari orang tua, atau Anda masih kesulitan dalam mencari kerja sampingan, cobalah berhemat dengan tidak pacaran. Meskipun pacar Anda pengertian banget, tidak pernah minta dibelikan barang, tapi masa sih Anda tidak mengajaknya jalan-jalan, makan bersama, dan nonton bareng? Beda jika Anda telah memiliki sumber penghasilan, sisihkan sedikit uang untuk menyenangkan hati pacar. Buat Anda yang memutuskan jomblo (atau terpaksa jomblo) jangan khawatir. Begitu Anda lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang mapan, cewek-cewek maunya nempeeeel terus dan orang tua dengan senang hati merestui hubungan dengan ‘pegawai kantoran’ (untuk cewek berlaku sama).
Merokok dilarang karena kegiatan ini seperti membakar uang. Bayangkan Ayah Anda mungkin harus berpeluh, Ibu Anda harus menjual cincin kawinnya untuk membiayai kuliah Anda, dan Anda membalasnya dengan membakar setiap lembarnya dengan cara merokok? T-E-R-L-A-L-U! Belum lagi akibat buruk rokok terhadap kesehatan. Ingat jargon yang lain: orang miskin dilarang sakit!
Lupakan soal bolos kuliah, nongkrong di mall ataupun dugem di diskotik. Kegiatan tersebut cuma menghabiskan uang, dan mengganggu konsentrasi belajar. Camkan bahwa teman Anda bisa melakukannya karena mereka punya orang tua yang kuat dalam pendanaan, sehingga mau tidak lulus kuliah pun, mereka tetap bisa punya perusahaan sendiri. Anda berbeda, Anda sudah ketinggalan start, jadi jangan memperlambatnya lagi dengan urusan bersenang-senang ini.

Mahasiswa Baru di Tengah Kepungan Apatisme

SALAH satu “penyakit” yang melekat pada kebanyakan mahasiswa baru adalah sikap apatis mereka terhadap pentingnya berorganisasi. Di samping itu, sikap acuh tak acuh mahasiswa baru terhadap berbagai isu yang berkembang, baik yang muncul di dalam kampus maupun lingkungan sosial yang lebih luas, merupakan sebuah krisis yang jika tidak dibasmi bakal menjadi budaya yang akan semakin menguat dari tahun ke tahun. Ini permasalahan yang mutlak harus dicari pemecahannya.
Memang belum ada data pasti mengenai seberapa besar angka atau persentase jumlah mahasiswa Indonesia yang menganggap organisasi sebagai hal yang tidak penting. Tetapi ini adalah fenomena nyata yang dapat diamati langsung di banyak perguruan tinggi. Data atau angka mahasiswa Indonesia yang apatis tidaklah sepenting upaya-upaya pemberantasan virus apatisme. Hal yang harus menjadi perhatian adalah mencari solusi untuk memecahkan masalah ini. Namun bukan berarti inisiatif untuk mengadakan survei terhadap jumlah mahasiswa yang punya sikap apatis terhadap organisasi di tiap-tiap kampus tidak penting. Untuk semakin menguatkan argumen, data pasti tentu dibutuhkan.

Pada beberapa mahasiswa baru, virus apatisme yang mengidap mereka bisa diamati dari tampak jelasnya sikap masa bodoh terhadap kegiatan-kegiatan positif, seperti ikut aktif dalam forum diskusi, mengurus komunitas belajar, atau ikut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi. Kegiatan para mahasiswa yang apatis terhadap aktivitas-aktivitas positif seperti ini pada hari-hari kuliah biasanya hanya “ku-pu-ku-pu” (kuliah-pulang-kuliah-pulang). Tidak ada inisiatif untuk aktif dalam kegiatan pengembangan diri melalui keterlibatan dalam organisasi tertentu yang sesuai dengan minat dan bakat.

Ironisnya, sikap apatis mahasiswa baru sulit diberantas di tengah kepungan apatisme yang juga menjangkiti sebagian mahasiswa awal (senior). Virus apatisme akan semakin subur manakala dia memang sudah menjangkiti banyak mahasiswa sejak awal. Agar virus ini tidak menjangkiti mahasiswa dari tahun ke tahun, harus dicari obat mujarab untuk membasminya. Karena jika virus ini dibiarkan hidup semakin lama, niscaya akan semakin susah pula memberantasnya.

Dalam upaya memerangi sikap apatisme pada mahasiswa, peran senior mutlak perlu. Para senior dapat pula bekerjasama dengan mahasiswa baru yang memang tidak dijangkiti virus apatisme. Beberapa mahasiswa baru memang punya inisiatif untuk melibatkan diri di dalam organisasi tertentu. Pemahaman akan pentingnya berorganisasi harus ditanam pada setiap mahasiswa. Selain itu, harus pula dipaparkan manfaat yang bisa didapat dengan ikut aktif dalam aneka kegiatan organisasi.

Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi yang bergerak di bidang menulis, misalnya, bisa memeroleh banyak pengetahuan tentang cara menulis, baik itu misalnya opini bertema politik, puisi, cerpen atau novel. Kemampuan menulis yang dimiliki, akan memberi banyak manfaat bagi mahasiswa, baik saat masih di bangku kuliah maupun setelah lulus. Keterampilan menulis adalah salah satu modal berharga.

Dengan keterampilan menulis, seorang mahasiswa bisa mengikuti lomba menulis. Kalau berhasil menjadi juara, tentu itu prestasi yang membanggakan. Atau dalam hal lain, tulisan-tulisan tersebut bisa diterbitkan di berbagai media massa. Punya kemampuan menulis juga dapat mempermudah mahasiswa dalam menulis jurnal dan skripsi. Dan yang lebih penting lagi, ilmu menulis bisa sangat berguna setelah lulus kuliah.

Bekal kemampuan menulis yang baik menjadi nilai tawar yang tinggi ketika seorang mahasiswa punya cita-cita berkarir sebagai wartawan atau penulis buku. Dalam “memburu” beasiswa S-2 atau melamar kerja, publikasi tulisan di media massa, baik cetak ataupun elektronik, juga akan menjadi nilai tawar tersendiri. Begitu banyak manfaat yang bisa dipetik dari aktif terlibat dalam organisasi.

Kendati demikian, masih beredar sebuah asumsi keliru yang menyebabkan banyak mahasiswa enggan berkecimpung dalam dunia organisasi. Menurut beberapa mahasiswa, durasi kuliah idealnya adalah empat tahun. Mahasiswa yang lulus di atas empat tahun masa kuliah, disimpulkan sebagai mahasiswa yang telat lulus. Menurut beberapa mahasiswa yang menganut durasi ideal seperti ini, salah satu penyebab lamanya seorang mahasiswa telat lulus adalah karena aktif  berorganisasi sehingga fokus utamanya bukan pada upaya menyelesaikan kuliah semata. Inti dari asumsi keliru ini, mahasiswa yang aktif berorganisasi tidak akan bisa lulus kuliah dalam waktu yang cepat.

Asumsi ini mudah sekali terbantahkan. Beberapa mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi justru dapat menyelesaikan kuliahnya dalam waktu yang cepat, sesuai targetnya. Justru beberapa mahasiswa yang apatis terhadap organisasi menghadapi sejumlah kendala dalam perkuliahan, misalnya kemampuan berinteraksinya yang kalah jauh dibandingkan dengan mereka yang aktif berorganisasi. Mahasiswa yang apatis terhadap organisasi juga tidak terbiasa membuat analisis sendiri yang tajam atas isu-isu tertentu yang tengah dikulitinya.

Lagi pula, mahasiswa yang aktif berorganisasi tetapi tidak bisa menyelesaikan kuliah dalam waktu yang cepat, sudah punya kecakapan yang memadai untuk siap terjun dalam lingkungan sosial sebagai bentuk pengabdian mahasiswa. Artinya, walaupun tidak lulus cepat, setidaknya mahasiswa yang aktif dan serius berorganisasi punya kesiapan yang lebih baik dari mereka yang kegiatannya hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang.

Pemahaman ini wajib diberikan kepada senior. Tetapi peran tersebut hendaknya tidak dalam hal menggiring mahasiswa baru agar bergabung dalam organisasi tertentu. Upaya penggiringan mahasiswa baru oleh senior ke dalam organisasi tertentu kerap mengabaikan kebutuhan mahasiswa yang sebenarnya. Setiap mahasiswa, punya latar belakang, minat dan bakat yang berbeda. Dalam hal ini, senior harus berperan untuk memfasilitasi masing-masing mahasiswa yang punya perbedaan untuk bergabung dalam organisasi tertentu yang sesuai dengan minat dan bakat.

Senior harus bisa mengidentifikasi “selera” setiap mahasiswa yang berbeda-beda. Jika ada mahasiswa yang punya bakat di bidang sepak bola, harusnya dia direkomendasikan untuk bergabung ke dalam organisasi yang fokus di bidang olahraga. Ini bukan menggiring, tetapi memberi gambaran dengan sedikit pengerahan. Ketika ada mahasiswa baru bergabung dengan organisasi yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya, tentu dia tidak akan bisa menyalurkan potensinya yang tidak sesuai dengan arah gerak organisasi tersebut.

Ketika potensi itu tidak bisa disalurkan, hal ini tidak hanya akan merugikan mahasiswa yang bersangkutan, tetapi juga organisasi tersebut. Organisasi yang diisi oleh orang yang salah itu tidak akan bisa bergerak optimal.  Misalnya, ada mahasiswa yang punya bakat di bidang seni, lebih khususnya misalnya bernyanyi, tetapi oleh senior yang punya kepentingan tertentu, mahasiswa tersebut lalu digiring oleh organisasi si senior yang justru bergerak di bidang otomotif. Setiap mahasiswa harus punya fokus.

Mahasiswa butuh ruang gerak yang selaras dengan gerakan yang ingin dilakukannya. Ketika ruang gerak yang dimasuki seorang mahasiswa ternyata kontradiktif dengan gerak pengembangan bakat yang ingin dilakukan, maka upaya optimal guna meraih tujuan berupa tersalurnya potensi yang dimiliki menjadi sulit – bahkan bisa saja nihil – akibat adanya ketersendatan saluran. Jadi, bentuk gerak – yang sesuai dengan keinginan – hanya akan bisa diwujudkan dalam ruang gerak yang punya kesesuaian serta mendukung gerak yang dilakukan tersebut. Put the right man in the right place.

Karena beragamnya minat dan bakat setiap mahasiswa, terkadang ada mahasiswa yang tidak punya wadah untuk menyalurkan minat dan bakatnya akibat ketiadaan organisasi yang sesuai dengan “selera” si mahasiswa. Ketiadaan organisasi mahasiswa yang mewadahi para inovator di bidang kuliner, misalnya, akan membuat mahasiswa-mahasiswa yang punya bakat di bidang tersebut menjadi “terlantar”.

Bakat ini tidak bisa tersalurkan dengan baik karena tidak ada organisasi yang bergerak di bidang tersebut. Untuk menghindari munculnya sikap apatis dari mahasiswa yang punya bakat tetapi tidak ada organisasi yang mewadahinya guna mengoptimalkan pengembangan bakatnya, di sinilah peran senior harus lebih aktif. Para senior, harus punya inisiatif dalam memfasilitasi mahasiswa yang “terlantar” tersebut untuk mendirikan ruang gerak baru. Dengan peran aktif ini, virus apatisme bisa diperangi.

Karena bentuk gerak semakin banyak, maka ruang gerak harus pula mengikuti setiap pertumbuhan bentuk gerak. Ruang gerak diciptakan untuk menyerap bentuk-bentuk gerak yang tidak terwadahi. Jika semua mahasiswa punya bakat yang saling berbeda, maka semua mahasiswa harus punya wadah organisasi untuk menyalurkan minat dan bakatnya. Jika upaya ini semakin digeliatkan bersamaan dengan pertumbuhan rasa penting berorganisasi pada banyak mahasiswa, bukan tidak mungkin virus apatisme bisa masuk kubur.
 

Jokowi: Dewa Pun Belum Tentu Bisa Tuntaskan Macet dan Banjir


Dua masalah pokok Jakarta yakni macet dan banjir ternyata masih akan menjadi trademark kota metrpolitan ini untuk tahun-tahun mendatang. Sang media “Jokowi” darling pun dibuat tak berdaya mengatasi dua masalah ini. Di awal masuknya musim penghujan kali ini Jakarta pun dibuat lumpuh oleh banjir dan kemacetan yang makin menggila. Banjir Jakarta makin menjadi dengan adanya gelontoran jutaan kubik air dari Bogor. Maka lengkap sudah penderitaan warga Jakarta, belum lagi penderitaan jutaan penglaju yang mencari nafkah di Jakarta, mereka kesulitan transportasi untuk sampai ke rumah, karena terjebak oleh banjir dan kemacetan.
Melihat tradisi tahunan Jakarta ketika musim hujan ini, Gubernur DKI Jakarta yang baru Jokowi pun membuat pernyataan: “Penanganan banjir itu memerlukan proses. Yang namanya banjir dan macet itu penanganannya perlu proses. Jangan harap kayak dewa yang bisa selesai hanya dengan membalikkan tangan. Dewa saja belum tentu bisa menyelesaikannya,” ungkapnya, Senin (19/11/2012). Kalau pak gubernur saja sudah merasa pesimistis untuk bisa menyelesaikan masalah banjir dan macet dalam waktu dekat, mudah-mudahan warga Jakarta masih diberikan kesabaran untuk menanti aksi-aksi gemilang pasangan gubernur dan wakil gubernur Jokowi – Ahok.
Gubernur DKI Jakarta Jokowi sebenarnya sudah mempunyai jurus-jurus ampuh untuk menangkal masalah banjir di Jakarta. Untuk jangka pendek dan menengah dalam mengatasi banjir, Jokowi mencoba mengajak pada seluruh masyarakat Jakarta untuk mengadakan gerakan gotong royong dan kerja bakti membersihkan selokan-selokan dari sampah. Pemerintah Daerah juga sudah mengadakan usaha pengerukan di sejumlah titik drainase DKI Jakarta dalam upaya mencegah dan meminimalisir dampak banjir di musim hujan. Kemudian Pemda juga akan menggalakan lagi pembuatan sumur resapan, yang sebenarnya sudah ada dalam Peraturan Gubernur, sehingga tinggal mengeksekusi. Disamping itu Jokowi akan terus memantau kesiapan pelaksanaan manajemen evakuasi banjir untuk meminimalisir korban jiwa sekaligus menangani dapur umum di daerah pengungsian korban banjir.
Dalam jangka panjangnya untuk mengatasi masalah banjir kiriman dari Bogor yang sudah menjadi tradisi tahunan, yakni dengan membelokkan aliran sungai Ciliwung ke waduk Ciawi. Hal ini menjadi proyek raksasa yang butuh waktu yang cukup panjang untuk melakukan kajian yang intensif sekaligus untuk merealisasikannya. Mengingat kompleksitas masalah strategi pmembelokkan aliran sungai Ciliwung ke waduk Ciawi, maka Jokowi akan lebih fokus untuk mengatasi masalah banjir ini dengan menggunakan strategi jangka pendek dan menengah seperti yang sudah dikemukakan diatas.
Sejarah banjir Jakarta sebenarnya sudah sangat panjang, bahkan mungkin sebelum kota ini bernama Jakarta, yakni dengan sebutan Batavia. Dari sejarah banjir tahunan tersebut, ada momentum yang sangat spektakuler, bertepatan pada tahun 1918, Prof. Dr. Herman Van Breen ditugaskan oleh Departement Waterstaat pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan studi pencegahan banjir di Batavia. Van Breen melahirkan sebuah konsep spektakuler dan visioner pada jaman itu yang dikenal dengan proyek Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur. Konsepnya sebenarnya cukup sederhana, yakni dengan membatasi volume air yang masuk ke Batavia melalui 13 sungai, diantaranya Sungai Cakung, Jati Kramat, Buaran, Sunter, Cipinang, Ciliwung, Cideng, Krukut, Grogol, Sekretaris, Pesanggrahan, Mookervart, dan Angke. Kemudian limpahan debit air yang melalui 13 sungai tersebut akan dibuang melalui sisi kiri dan kanan kota ke laut.
Dari hasil kajian Van Breen tersebut, maka empat tahun kemudian pada tahun 1922, dimulailah pembangunan tahap pertama, yaitu Banjir Kanal Barat. Dan sejarah mencatat bahwa pemerintah Hindia Belanda telah mewariskan Banjir Kanal Barat pada pemerintah Indonesia. Sementara sejarah juga mencatat bahwa sampai Indonesia merdeka, mimpi Herman Van Breen untuk melanjutkan pembangunan Banjir Kanal Timur sebagai tahap kedua untuk membebaskan Batavia dari banjir tidak pernah terwujud.
Kesadaran untuk merealisasikan mimpi Herman Van Breen tentang proyek Banjir Kanal Timur baru disahkan dalam rencana Tata Kota DKI pada tahun 1973. Namun pelaksanaanya baru direalisasikan semasa periode Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dalam periode pemerintahannya yang kedua 2002 – 2007. Sampai akhir pemerintahan Sutiyoso baru terwujud panjangnya hanya 7 km dari 23,5 km dalam rencana Banjir Kanal Timur yang sudah digali. Akhirnya baru pada masa periode Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo 2007 – 2012, proyek Banjir Kanal Timur bisa dituntaskan.
Untuk mengatasi banjir tahunan, masyarakat Jakarta sangat mengharapkan pada masa periode Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ini mempunyai sebuah langkah terobosan, sebagaimana proyek pembangunan Banjir Kanal Timur. Perintisan proyek pembelokkan aliran sungai Ciliwung ke waduk Ciawi atau pembangunan dam pinggir pantai utara Jakarta, menjadi suatu alternatif solusi untuk mengatasi banjir tahunan di Jakarta. Dengan upaya tersebut, maka Gubernur DKI Jakarta Jokowi juga akan dikenang sebagai tokoh perintis guna mengatasi banjir di Jakarta, karena Dewa pun belum tentu bisa tuntaskan masalah banjir di Jakarta.

KEHIDUPAN ANAK JALANAN




ANAK JALANAN DAN INDONESIA


Image
Anak jalanan juga merupakan salah satu aset yang sangat berharga untuk menjadi penerus Indonesia di masa yang akan datang. Sebagian besar hidup anak-anak tersebut ada di jalanan yang notabene merupakan kehidupan yang keras, sehingga tidak mengherankan jika mereka memiliki perilaku dan moral yang sedikit berbeda dari anak seusianya. Bagi sebagian besar orang beranggapan bahwa anak jalanan cukup meresahkan pengguna jalan. Tetapi mereka hanyalah anak-anak yang masih belum mengerti apa-apa, yang mereka bisa lakukan adalah bagaimana caranya mencari sesuap nasi di jalanan agar bisa menyambung hidupnya. Mereka juga punya mimpi yang sama seperti anak-anak lainnya, mereka ingin bersekolah dan bercita-cita setinggi mungkin, namun hal itu hanyalah sebuah angan-angan belaka karena mereka harus menghadapi realita yang ada yaitu kemiskinan. Sehingga keinginan tersebut mereka pendam.
Melihat kondisi anak jalanan tersebut sungguh sangat memprihatinkan, jika hal itu tetap berlangsung, maka apa jadinya wajah Indonesia yang akan datang. Sekarang bukan lagi waktunya untuk saling menyalahkan dan menuntut semuanya sebab hal itu tidak akan bisa menjadi lebih baik tapi nantinya malah memperburuk keadaan. Ini adalah masalah bersama dan penyelesaiannya pun juga perlu bersama dan perlu banyak kesadaran diri dari setiap individu untuk bisa mengubah kondisi yang seperti itu. Di sinilah peran dan fungsi mahasiswa seharusnya bisa berjalan. Mahasiswa sebagai “Control Social” diharapkan bisa mengontrol lingkungan sekitarnya agar bisa menjadi lebih baik. Sehingga secara tidak langsung mahasiswa juga berperan sebagai “Agent of Change” yang nantinya dapat memberikan perubahan bagi Indonesia. Perubahan tersebut tidaklah harus dikerjakan dari sesuatu yang besar tapi bisa juga dimulai dari sesuatu yang kecil yang berada di sekitar kita. Hal konkrit yang bisa dilakukan adalah membawa sedikit sinar harapan bagi anak jalanan. Mahasiswa bisa melakukan beberapa hal sebagai wujud dari pengabdiannya pada masyarakat, seperti :
  1. Memberikan pembinaan berupa bimbingan belajar bagi anak jalanan.
  2. Memberikan sosialisasi pada orang tua anak jalanan tentang pentingnya pendidikan bagi masa depannya.
  3. Mengusahakan agar anak jalanan bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Seperti pengajuan beasiswa bidik misi bagi mereka.
  4. Mengajarkan tentang moralitas bagi anak jalanan sehingga nantinya diharapkan mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki moral tinggi.
Mengajarkan keterampilan lain kepada anak jalanan agar nantinya mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri.

Image

“Banyaknya anak jalanan yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal di sekolah ini karena pihak sekolah cenderung diskriminasi terhadap mereka. Banyak alasan yang dikemukakan sekolah untuk menolak keberadaan anak jalanan menempuh pendidikan di sekolahnya,” ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) wilayah Malang Tedja K Bawana, Rabu (8/12/2010).
Dia mengemukakan, umumnya sekolah formal tidak mau menerima anak-anak jalanan karena dianggap sebagai “biang” masalah. Bahkan, sikap dan perbuatan mereka dinilai sekolah bisa memengaruhi siswa lainnya.
Tedja mengaku menolak anggapan tersebut, sebab anak-anak jalanan juga punya potensi untuk berprestasi seperti anak-anak lainnya. Bahkan, kata dia, dirinya juga menjamin jika anak-anak jalanan tersebut tidak seperti yang mereka (pihak sekolah) anggap.
“Siswa bermasalah justru banyak dari kalangan yang lebih beruntung, apalagi anak-anak orang kaya yang tidak sedikit terjebak dengan masalah narkoba dan pergaulan bebas,” tegas Tedja.
Dia mengakui, Dinas Pendidikan (Diknas) setempat juga telah menyediakan sekolah informal yang bisa menampung anak-anak jalanan. Namun, sekolah informal rata-rata tidak maksimal dalam pengelolaan dan penanganan pendidikannya.

PENDIDIKAN DAN ANAK JALANAN


Image
Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata pendidikan khususnya di negara kita? Apakah pendidikan di Indonesia telah menyentuh anak-anak jalanan? Terkadang kita memandang bahwa anak jalanan lekat dengan hal-hal yang negatif; pencopetan, premanisme dan lain sebagainya. Tapi sudahkah kita bertanya mengapa mereka menjadi demikian?
Penyebabnya tidak lain adalah karena desakan ekonomi yang semakin membuat mereka mau tidak mau harus mencuri dan merampok. Kondisi ekonomi mereka tidak pernah berubah ke arah yang lebih baik, karena mereka sama sekali tidak tersentuh oleh pendidikan. Hampir semua anak jalanan putus sekolah bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan. Jangankan untuk sekolah, untuk makan sehari tiga kali  saja sudah sulit. Meskipun ada yang berkata, biaya sekolah sekarang sudah lebih murah karena pemerintah telah memberikan banyak bantuan seperti beasiswa, BOS dan sebagainya. Tetapi permasalahannya adalah biaya yang lebih murah tersebut apakah berlaku lebih murah pula bagi anak-anak jalanan? Sepertinya tidak, pendidkan bagi mereka seperti emas yang dijual semakin mahal dari waktu ke waktu.
Akan tetapi sesuai konvensi hak anak-anak yang dicetuskan oleh PBB (Convention on the Rights of the Child), sebagaimana telah diratifikasi dengan Keppres nomor 36 tahun 1990, menyatakan bahwa karena belum matangnya fisik dan mental anak-anak, maka mereka memerlukan perhatian dan perlindungan. Begitu pula kiranya anak jalanan yang memerlukan perhatian dan perlindungan terhadap hak-haknya sebagai anak bangsa untuk memperoleh pendidikan sesuai dengan pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Melihat isi dari pasal 31 ayat 1 tersebut sangat bertolak belakang dengan yang dialami anak jalanan. Mereka hampir tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pengajaran. Ironisnya di tengah pendidikan bagi anak jalanan yang terabaikan, DPR justru berencana mendirikan gedung baru yang megah dengan alasan “kinerja”. Sepertinya akan lebih bijak apabila dana tersebut digunakan untuk mendirikan sekolah untuk anak jalanan, memberikan honor bagi pengajar, dan penyediaan sarana belajar mengajar untuk mereka. Akan tetapi di balik hal tersebut  kita patut bangga karena  kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan justru semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang mengabdikan diri sebagai pengajar di sanggar yang telah didirikan.
Seperti contohnya Andi Suhandi yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai “The Young Heroes” oleh sebuah acara televisi ternama. Ia berhasil mendirikan sanggar pendidikan bagi anak jalanan, yang telah menampung banyak anak jalanan dan sebagian dari mereka telah bersekolah di sekolah formal dan berprestasi. Meskipun pada awalnya Andi mengalami kesulitan akan tetapi kesulitan tersebut dapat dilalui berkat kesabaran dan kerja kerasanya. Hasilnya anak-anaknya berhasil membawa pulang Tropi Walikota Juara 1 untuk tulis puisi yang bertema anak jalanan dan Juara 2 lomba baca puisi, serta  berhasil meraih Juara 1 lomba teater pada 2009.
Jadi, sebenarnya apabila anak jalanan tersebut dibina dengan baik, mereka memiliki potensi yang tidak kalah dengan anak pada umumnya. Anak jalanan perlu dirangkul untuk mendapatkan haknya memperoleh pendidikan dan tidak selalu dipandang sebelah mata.

HAK PENDIDIKAN UNTUK ANAK JALANAN


Image
Hidup menjadi anak jalanan bukanlah merupakan harapan dan cita-cita seorang anak. Tidak ada seorang anakpun yang  dilahirkan bercita-cita menjadi anak jalanan. Anak merupakan bagian dari komunitas seluruh manusia di muka bumi. Tanpa terkecuali anak jalanan. Mereka bukan binatang, sampah, atau kotoran yang menjijikkan. Anak jalanan juga manusia yang mempunyai rasa dan hati.  Dikejar-kejar, ditangkap, diboyong ke truk secara paksa, diinterogasi bersama-sama dengan preman, pencuri, perampok, bahkan pembunuh tanpa memikirkan bagaimana cara  hak-hak mereka bisa terpenuhi. Usaha-usaha represif haruslah dihindari dan menjadi cara terakhir dalam menertibkan anak jalanan. Cara tersebut sangat tidak baik bagi perkembangan mental anak. Pencegahan merupakan cara yang terbaik dalam mengatasi  anak jalanan. Apabila faktor-faktor yang menyebabkan mereka turun ke jalanan dapat diminimalisir maka bukan tidak mungkin pula aktifitas anak jalanan dapat berkurang.
Mengingat meningkatnya jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun tentulah menuntut kita sebagai manusia ber-ideologi Pancasila untuk menemukan solusinya. Tentu saja solusi yang dimaksud adalah suatu solusi yang manusiawi dan baik bagi mereka bukan saja semata-mata baik bagi kita atau pemerintah.
Namun, masalah anak jalanan ini tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah dalam memberantasnya. Sebagai bagian dari realitas sosial, dukungan masyarakat juga sangat dibutuhkan disini. Peranan pranata sosial seperti keluarga, organisasi pemuda dan masyarakat, maupun LSM yang bergerak di bidang sosial sangat dibutuhkan disini. Dengan bersinerginya berbagai komponen ini, maka komunitas mereka bisa diminimalisir sehingga mereka tidak perlu lagi berpikiran untuk melakukan kegiatan ekonomi dijalanan lagi. Anak-anak ini bisa mengenyam pendidikan, memperoleh pengetahuan tentang etika dan moral yang nantinya akan melahirkan generasi yang berkualitas dan beradab.
Mahasiswa sebagai generasi muda terdidik dapat menjadi salah satu komponen yang dapat mengupayakan penghapusan fenomena anak jalanan ini. Dengan kemampuan intelektual yang telah terasah, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya untuk memberikan pelatihan dan pendidikan kepada anak jalanan ini. Tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk mengabaikan tugas ini, karena mahasiswa juga memiliki tanggungjawab sosial bagi masyarakatnya sebagaimana yang tercantum dalam salah satu point dalam Tri Dharma dari perguruan tinggi, yaitu bakti kepada masyarakat.
Menghapus stigmatisasi anak jalanan sebagai ‘orang buangan’ menjadi sangat penting. Patut disadari bahwa anak-anak jalanan adalah korban baik sebagai korban di dalam keluarga, komunitas jalanan, dan korban pembangunan. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan dan memberi ruang pendidikan agar pepatah gantungkanlah cita-citamu setinggi langit dapat berlaku juga bagi mereka.

ANAK JALANAN, ANAK BANGSA


Image
Saat ini permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal, dsb. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
Undang-undang dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan yang belum dapat diatasi. Data PUSDATIN tahun 2006 menunjukkan bahwa anak terlantar di Indonesia mencapai 2.815.383 jiwa. Karena keterbatasan pemerintah itulah, peran aktif dari masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan ini sangat dibutuhkan.
Sebagai contoh, di Rumah Belajar (RUBEL) Sahabat Anak Jalanan (SAHAJA) Ciroyom Bandung, para anak jalanan mendapatkan sedikit rasa kepedulian dari berbagai macam relawan yang datang dan pergi. Rasa kepedulian itu bermacam-macam bentuknya, ada yang mengajak mereka menggambar bersama, ada yang mengajarkan baca tulis dan berhitung, ada yang mengajak mereka jalan-jalan dan bahkan ada yang rela menginap barsama mereka untuk menunjukkan kepedulian mereka. Mungkin tidak semua orang sudah memiliki sekaligus merealisasikan rasa kepedulian mereka seperti yang diatas. Untuk mulai menumbuhkan rasa kepedulian dan merealisasikannya membutuhkan niat yang begitu luar biasa pada awalnya. Coba kita pikirkan, waktu kita dalam sehari ada 24 jam, tidak bisakah kita luangkan waktu kita lima menit dalam satu hari untuk menyapa dan menanyakan kabar mereka, atau mungkin setengah jam dalam sehari untuk mengajarkan arti dan makna hidup ini.

MENINGKATKAN KESADARAN ANAK JALANAN


Image
Menurut hasil penelitian di 12 kota besar yang dilakukan kementerian pemberdayaan perempuan, jumlah anak jalanan tahun 2003 sebanyak 147.000 orang. Dari data tersebut terungkap, sebanyak 60% putus sekolah, 40% masih sekolah. Sedangkan sebanyak 18% adalah anak jalanan perempuan yang berisiko terhadap kekerasan seksual.
            Disamping fenomena diatas, rendahnya pengetahuan mereka akan pentingnya pendidikan juga merupakan suatu penyebab kurangnya kesadaran dalam mengikuti dan melaksanakan pendidikan. Dengan kata lain sebagian masyarakat belum menyadari bahwa pendidikan sebagai “investasi” jangka panjang bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Mereka beranggapan dengan berada di jalanan dan mendapatkan uang adalah sesuatu yang berharga bila dibandingkan harus mengikuti proses belajar pembelajaran di sekolah yang dapat merubah kehidupannya ke arah yang lebih baik pada masa yang  akan datang.
         Untuk keluar dari berbagai problematika tersebut, maka diperlukan semacam pendekatan kepada mereka. Salah satu strategi pendekatan yang mungkin dapat dilakukan adalah pemberian bimbingan kelompok kepada anak jalanan tersebut. Bimbingan kelompok berguna untuk membantu anak jalanan menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Disamping itu pemberian bimbingan kelompok juga memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
            Dengan adanya pemberian bimbingan kelompok kepada anak jalanan diharapkan dapat merubah paradigma anak jalanan untuk kembali melanjutkan pendidikannya agar terciptanya pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

ANAK JALANAN HARUS DIBERI PENDIDIKAN


Image
Pemerintah dinilai wajib memberi perhatian serius kepada anak jalanan. Sebab, anak jalanan juga bagian dari generasi penerus bangsa.  ”Pendidikan keterampilan kerja kepada anak jalanan menjadi urusan wajib pemerintah. Karenanya, hal ini perlu dibuat komitmen antara pemerintah dengan anak jalanan itu,” kata Gubernur Sumut Rudolf M Pardede saat bertemu 250 lebih anak jalanan di Aula Martabe Kantor Gubernur Sumut di Medan.  
Rudolf menegaskan, pendidikan kepada anak jalanan itu bisa memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) yang dimiliki pemerintah provinsi, maupun kabupaten dan kota. Untuk provinsi, lanjut Rudolf, BLK di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang dan di Kota Binjai bisa menjadi lokasi melatih keterampilan seperti otomotif, merangkai bunga, salon dan lainnya.
Diakuinya, pendidikan kepada anak jalanan itu bisa dikembangkan tidak hanya untuk kepentingan diri pribadi anak jalanan, tetapi juga buat kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
“Pendidikan anak jalanan ini merupakan amanah UUD 1945. Karena hal ini harus dijunjung tinggi dan disyukuri terutama setelah NKRI ini menikmati alam merdeka selama 62 tahun,” tandas Rudolf.
Di kesempatan itu, Rudolf mengaku pembinaan anak jalanan bisa secara nyata membantu program pemerintah mengentaskan angka kemiskinan, terutama di perkotaan.
Salah satu upaya nyata yang sedang digagas Pemprov Sumut adalah melalui Rancangan Peraturan Daerah Gelandangan dan Pengemis (Ranperda Gepeng). Saat ini, Ranperda tengah dibahas legislatif.
Rudolf berharap regulasi ini bisa cepat disahkan, sehingga upaya mengentaskan angka kemiskinan akan semakin sinergis dilakukan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut tahun 2007 menyebutkan, jumlah penduduk miskin di perkotaan hingga Juni 2007 tercatat 47,11 persen dari 1,768 juta jiwa.
Untuk anak jalanan, data Dinas Sosial Sumut tahun 2007 mencatat 5.022 orang dan 4.300  di antaranya sudah diberikan pembinaan.
“Paling tidak, setelah anak jalanan ini dibina, mereka tidak lagi memenuhi perempatan jalan,” ujarnya

PENDIDIKAN ANAK JALANAN YANG TERABAIKAN


Image
Anak jalanan merupakan fenomena besar di Indonesia. Dibutuhkan upaya yang lebih besar dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi dan mengurangi banyaknya anak jalanan di Indonesia. Sebagian besar anak jalanan tidak mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan, menjadi pengamen, dan lain sebagainya. Dan salah satu faktor menjadi anak jalanan adalah kemiskinan. Sebenarnya banyak anak – anak jalanan yang berharap bahwa mereka bisa merasakan duduk di bangku sekolah. Tapi apa daya, dengan kondisi ekonomi yang seperti itu mereka berfikir bahwa mereka tidak sanggup untuk membayar biaya – biaya sekolah. Sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah ini adalah meningkatkan jumlah lembaga dan meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan soSial bagi anak jalanan dan kampanye sosial. Dan rasa peduli dari masyarakat pun sangat dibutuhkan.
Karena begitu banyaknya anak jalanan di Indonesia, dan rata-rata di bawah umur. Jadi sangat dibutuhkan sekali adanya penanggulangan dari pihak-pihak yang memang seharusnya turut prihatin dengan keadaan mereka.
Berikut ini beberapa langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pendidikan anak jalanan adalah :
  • Meningkatkan jumlah lembaga-lembaga social seperti lembaga pendidikan, dll.
  • Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan social bagi anak jalanan.
  • Diadakannya kampanye sosial, karena dengan diadakannya kampanye social ini agar masyarakat terketuk hatinya dan akan memiliki rasa simpati yang tinggi terhadap anak-anak jalanan yang kurang beruntung.
  • Rasa peduli dari masyarakat itu sendiri, misalnya kita mengadakan kegiatan social seperti membuat sebuah pengajaran dadakan di tempat-tempat yang memang banyak sekali anak jalanan yang membutuhkan sebuah pengajaran. Karena kepedulian dari masyarakat juga sangat mempengaruhi pendidikan anak-anak jalanan.
MEMFASILITASI PENDIDIKAN BAGI ANAK JALANAN


Gambar
Gambar
Di Indonesia, umumnya di kota-kota besar semua orang pasti bisa menemukan anak-anak jalanan dengan cukup mudah. Mereka umumnya mengemis, mengamen, berjualan, atau hanya sekedar berkumpul bersama teman di sudut-sudut jalan.
Bekerja dan mencari uang memang sudah menjadi hal wajib yang harus dilakukan anak-anak jalanan. Sayangnya, hampir seluruh dari anak-anak tersebut sudah melupakan hal penting, yaitu pendidikan. Bagi mereka uang lebih berharga daripada pendidikan.
PENDIDIKAN UNTUK ANAK JALANAN

Gambar
Anak jalanan, umumnya mereka berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.






Menjadi Anak Muda Gaul Secara Positif Dan Berprestasi

Halo sahabat , ternyata menjadi anak muda yang gaul itu tidak perlu aneh - aneh. karena di jaman sekarang ini hampir sebagian besar anak muda indonesia sudah gaul gaul loh. tapi.. tunggu dulu, pengertian gaul disini gaul yang bagaimana ? kalau cuman gaul gaulan misal nya saja seperti, meniru model baju, model rambut, bahkan sampe meniru kepribadian seseorang sekaligus ? tentu saja itu hal yang salah untuk kita kaum anak muda indonesia. Yang di sebut dengan gaul disini adalah bagaimana kita menerapkan sikap "gaul" terhadap lingkungan disekitar kita, misalnya saja kita datang ke tempat beribadah dengan menggunakan celana pensil, topi, kaos yang mencolok, apakah masih pantas di bilang gaul ? yang ada malah di bilang "katrok".


Di jaman sekarang ini banyak anak muda melakukan hal yang negatif seperti, ngrokok, ngedrug, dan mabuk-mabuk'an, mungkin salah satu alasanya adalah " karena ingin di sebut sebagai anak muda gaul " saja.
Sebaiknya jika sahabat indo gaul memang benar-benar ingin di akui sebagai anak muda generasi penerus bangsa yang gaul, gunakanlah cara yang positif karena tidak sedikit juga hal positif yang dapat menjadikan kita sebagai anak muda yang gaul. di sini indo gaul juga akan berbagi tips buat para sahabat semua, oke langsung saja ya :

1. Milikilah rasa PERCAYA DIRI, karena dengan rasa percaya diri itu kita tidak akan mudah terpengaruh dengan hal - hal negative yang akan menjerumuskan kita.
2. Tunjukan kepada teman-teman serta masyarakat sekitar betapa penting nya peran mu di mata mereka, bahasa gampang nya yaitu " berguna bagi orang banyak " karena jika sahabat tidak mempunyai peran di dalam kehidupan orang lain, maka buat apa anda hidup ? toh mereka juga tidak akan membutuhkanmu, dan tentu anda pun juga akan di asingkan.
3. Buang jauh kesombongan yang ada pada dalam diri anda, karena kesombongan lah yang akan menghancurkan semua nya.
4. Berkarakter Easy Going, yaitu selalu asyik dan tidak pernah berpikiran negative terhadap orang lain.
5. Menyesuaikan Lingkungan ( nah ini yang terpenting ) jika kalian pengen di anggap gaul dimanapun kalian berada :
  1. Jika berada di dalam lingkungan keluarga, jadilah anak yang patuh terhadap orang tua dan rajin membantu orang tua.
  2. Jika berada di dalam lingkungan pelajar seperti sekolah maupun kampus, gaulah dengan ilmu. ilmu itu penting karena dengan banyak ilmu, tentu saja teman-teman kita akan memerlukan kita, selain itu kita juga pasti akan dihormati dan di segani oleh semua teman - teman kita.
  3. Jika berada di dalam lingkungan sekitar, misalnya saja pada waktu kita nongkrong. kita harus bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan. bila kita sudah membedakan kedua hal itu, pasti teman-teman juga tidak akan memaksa kita, apalagi sampai menjauhi kita karena kita susah untuk diajak aneh-aneh. apabila teman kita memang teman yang benar-benar baik buat kita, justru teman-teman akan salut dan respect kepada kita karena mereka tau bahwa kita adalah orang positif,  tentu saja suatu saat nanti mereka juga akan membutuhkan kita.  tapi........ kalau dengan berbuat positif kita malah menjadi di jauhi mereka, itu berarti teman anda memang bukan teman yang benar-benar baik kepada anda... saran saya, jauhilah teman-teman yang seperti itu, karena secara tidak langsung merekalah yang akan akan merusak diri anda.

Tips untuk menjauhi teman-teman yang ingin menghancurkan/merusak anda :
  • Jauhilah mereka secara pelan-pelan dan jangan langsung menghilang begitu saja
  • Gunakan orangtua sebagai alasan yang tepat untuk beralasan jika anda diajak untuk melakukan suatu hal yang negative, misalnya anda di ajak untuk main terlalu malam maka alasan yang tepat adalah " saya tidak boleh main sampai malam oleh bapak saya, karena jika jam 8 saya belum pulang pintu rumah saya sudah di kunci dan tidak akan pernah di bukain lagi "
6. Jauhi NARKOBA !!!

dengan melakukan 6 tips di atas, saya rasa sahabat akan menjadi manusia yang berwibawa di mata semua orang, dengan menjadi orang yang berwibawa maka secara otomatis orang lain tidak akan sungkan lagi untuk menilai kita sebagai ANAK MUDA GAUL, dan ingatlah selalu " Menjadi anak muda yang gaul bukan di lihat dari penampilan tapi dilihat dari sifat dan karakter kepribadian serta memiliki wawasan yang luas " karena masa muda memiliki peran penting untuk menjamin kesuksesan kita di masa tua nanti. dan kalau boleh saya memberikan saran, " LEBIH BAIK KEHILANGAN MASA MUDA DARI PADA KEHILANGAN MASA DEPAN ".

Tips Menjadi Desainer Grafis Handal

Desainer grafis merupakan salah satu profesi yang paling banyak digeluti orang belakangan ini. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi profesi sebagai desainer grafis memang terlihat sangat  menjanjikan jika dijalani dengan profesionalisme yang tinggi. Seorang desainer grafis senantiasa dibutuhkan keberadaannya guna menciptakan karya-karya desain yang menarik. Berbagai macam kreasi desain dapat digunakan untuk beragam kebutuhan.
Seorang desainer mempelajari pola desain dari awal hingga akhirnya menjadi seorang desainer professional. Mereka melewati fase demi fase sebelum akhirnya sukses menjadi desainer hebat. Calon desainer professional harus memiliki beberapa bekal yang dibutuhkan untuk mengantarkannya berhasil menjadi desainer yang mumpuni dikemudian hari. Melewati proses belajar, cara menggali ide desain, mengatasi kendala selama proses pembelajaran, dst.
Untuk menjadi seorang desainer grafis tidaklah terlalu sulit dengan catatan anda sudah mempersiapkan diri dengan baik. Kesiapan untuk belajar, keinginan yang kuat untuk menghasilkan karya desain, imajinatif dan memiliki naluri sebagai seorang desainer. Jika anda sudah memiliki beberapa modal seperti telah disebutkan anda hanya membutuhkan waktu pelatihan dan pengembangan untuk menjadikan diri anda sebagai seorang desainer berkelas.
Jika anda termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang merasa jatuh hati dengan profesi desainer grafis dan berharap untuk bisa menjadi desainer handal ada beberapa hal yang harus anda ketahui sebelum anda sepenuhnya focus pada dunia desain grafis.
Apa yang harus anda persiapkan dan anda lakukan agar bisa menjadi seorang desainer grafis yang mumpuni? Berikut jawabannya.
Pertama, Tanya diri anda apakah anda memiliki kepekaan dibidang ini. Apakah anda sangat tertarik dengan desain grafis. Apakah anda merasa sangat sehati dengan profesi ini. Desain grafis adalah salah satu type pekerjaan yang murni bertipikal seni. Artinya, anda tidak bisa memaksakan diri untuk menjadi seorang desainer apabila anda memang tidak memiliki naluri sebagai seorang desainer yang cukup. Kemampuan berseni itu alami (bakat), anda harus bisa mengukur apakah anda tepat memilih desain sebagai profesi anda. Jika naluri desain anda kurang, maka sebaiknya anda jangan memilih profesi ini. Mengapa? Semaksimal apapun usaha anda untuk menjadi desainer grafis hasilnya tidak akan sepadan jika ini bukan bidang anda. Berpikir lebih bijak dan buatlah pilihan yang lebih tepat.
Pelajari karya-karya desain senior anda. Ini penting untuk anda bisa mencari sisi kekurangan pada desain yang sudah anda hasilkan. Dari sini anda tidak hanya bisa membandingkan hasil desain anda dengan para senior, tetapi anda juga akan memiliki ide tambahan dengan perbandingan yang ada. Setiap desainer biasanya selalu memiliki ciri khas tertentu dalam berkarya. Anda bisa belajar dari desainer grafis senior. Darinya anda akan mendapatkan ilmu serta dapat mengadopsi teknik-teknik tertentu yang belum sempat anda gunakan. Meskipun menggunakan aplikasi yang sama, hasilnya akan terlihat beda, karena setiap desainer memiliki teori yang tidak sama.
Pengembangan harus selalu anda lakukan agar anda semakin terbiasa dalam menghasilkan karya desain. Jika anda mencintai desain, dengan sendirinya anda akan selalu merasa terdorong untuk berkarya dan berkarya. Semakin membiasakan diri untuk megotak-atik gambar maka anda akan semakin cepat untuk mengalami peningkatan. Jangan malas untuk memperbaiki kelemahan yang anda rasa perlu pembenahan. Pada saat mengerjakan suatu desain, apa yang menurut anda masih sulit untuk dikerjakan. Pecahkan kendala tersebut agar anda benar-benar bisa menjadi seorang desainer grafis handal.