Strategi pembangunan Indonesia
Strategi kebutuhan pokok
Sasaran dari strategi kebutuhan pokok ini sendiri adalah menanggulangi kemiskinan masayarakat . Organisasi
Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975 mengembangkan strategi kebutuhan pokok
ini sendiri, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin
dapat terpeuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber
pada pengangguran.
Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan
pokok dan sejenisnya., Dengan
lapangan kerja sekarang di Indonesia
yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk berakibat pada daya saing untuk
mendapatkan kerja sulit. Hal ini dapat berakibat banyaknya pengangguran
, Meningkatkan
pemenuhan kebutuhan pokok Memberikan kesejahteraan
kepada petani, sehingga memakai produk dalam negeri dan membatasi impor agar Negara
kita Indonesia dapat berkembang ,Meningkatkan mutu barang mutu barang, meningkatkan
mutu atau kualitas dari suatu barang itu sangat penting, karena kualitas
menentukan kepercayaan konsumen terhadap suatu barang.
Dan supaya masyarakat dapat menggunakan produk dalam negri, dan Maksimalkan
pendidikan dan keterampilan, meningkatkan dan memaksimalkan pendidikan bagi
masyarakat yang merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan sumber daya
manusia, serta mengajarkan keterampilan bagi masyarakat luas dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri. Melalui
peningkatan laju pertumbuhan itu orang percaya bahwa prinsip trickle downeffect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan
pembangunan secara keseluruhan dapatdicapai.
Namun karena tidaak bekerjanya trickle down effect, pemerataan pembangunanmenjadi pincang, pengganguran yang cukup besar
khususnya di sektor tradisional.. Faktor yang
mempengaruhi diberlakukannya strategi Pembangunan yang berorientasipada penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasarnya
dilandasi keinginan,berdasarkan norma
tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin dibatasi.. Dengan demikian faktor-faktor yangmempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada
pemerataan antar daerah adalah potensi anyar daerah yang berbeda, kebijaksanaanpenanaman modal yang berat sebelah (urban bias:
penanaman modal hanya di sektoryang
sangat menguntungkan, biasanya di daerah perkotaan), dan karena adanyaketimpangan antar daerah
pendekatan kebutuhan pokok untuk pembangunan menarik
perhatian kalangan pejabat pemerintah, di samping kalangan yang sejak lama
bersikap kritis terhadap pola pembangunan yang berlangsung hingga kini. pendekatan Kebutuhan Pokok pada
dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan Negara yang sejahtera
khususnya untuk Negara indoesia ini sendiri yang terbatas kemampuan dan
persediaan sumber dayanya.
Strategi itu dianggap mengutamakan produksi barang konsumsi,
dan bukan barang modal. Juga dianggap mengutamakan penggunaan teknologi padat
karya yang dianggap usang dan bukan teknologi modern yang padat modal. Strategi
kebutuhan pokok ini memang menekankan produksi serta distribusi barang konsumsi
dan jasa kebutuhan pokok. Namun komposisi barang konsumsi dan barang modal yang
dihasilkan begitu pula teknik produksi yang digunakan di sesuatu negara, akan
tergantung pada kondisi khas yang terdapat di negara itu. Karena ini lebih
tepat untuk mengatakan bahwa strategi K-P mengutamakan teknologi yang layak
digunakan .Dengan begitu strategi K-P tidak berarti penggantian menyeluruh
teknologi padat-modal dengan teknologi padatkarya. Di suatu negara berkembang
mungkin ada kondisi, yang menyebabkan penggunaan beberapa teknologi padat modal
bagaimanapun juga lebih efisien daripada teknologi padat karya. Dengan demikian
yang diarah ialah kombinasi optimum dari teknologi padat modal dan padat karya.
Ini akan ditentukan pula oleh pertimbangan efisiensi dan keuntungannya bagi
masyarakat ,syarat yang sudah semestinya digunakan sebagai ukuran dalam
penentuan investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar