Kamis, 02 Januari 2014

Tugas bahasa indonesia penalaran induksi



A. Generalisasi

Pada generalisasi tersebut,peristiwa yang kita kemukakan harus memadai agar yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya suatu kebenarannya.

Generalisasi adalah proses berpikir yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus. Jenis-jenis penalaran induktif adalah :

Contoh:
Ade adalah tentara yang mempunyai tubuh gagah
Bari adalah tentara yang mempunyai tubuh gagah
Generalisasi: semua tentara mempunyai tubuh gagah

- Pemain sinetron Marshanda adalah penyanyi
- Pemain sinetron Nana Mirdad bukan penyanyi

Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta.Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

1.Generalisasi Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua,

Contoh:
-Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.

2.Generalisasi tidak sempurna adalah merupakan generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh:
-Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong
-Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)


1. Loncatan Induktif

Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.

Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.

2. Tanpa Loncatan Induktif

Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.

Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.

B. Analogi

Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.

Tujuan dari penalaran secara analogi yakni ;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.

Contoh :
-Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

-Usia manusia dapat disamakan dengan sebuah buku. Jika semakin hari semakin berkurang umur manusia, maka buku setiap halaman yang dibuka akan berkurang lembarannya.

-Setiap guru harus memiliki retorika yang baik, agar setiap siswa yang diajarnya dapat mengerti dengan penjelasan yang diberikan. Demikian pula dengan pemandu wisata, mereka harus memiliki retorika yang baik agar dapat berkomunikasi dengan wisatawan secara baik pula. Oleh karena itu, untuk menjadi guru dan pemandu wisata harus memiliki retorika yang baik.

C. Kausal

Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling  berhubungan.

Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:

1) Sebab akibat

Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
Contoh:
a. Setiap pulang sekolah, setelah makan siang Ari selalu menyempatkan diri untuk belajar. Pada malam hari dia juga rutin belajar. Bahkan saat liburan pun dia selalu belajar. Tidak heran jika dia mendapat beasiswa berprestasi dari sekolahnya.

b. Sampah di mana-mana kini menjadi pemandangan yang lazim, selokan-selokan yang tergenang air juga tidak mendapat perhatian serius, pohon-pohon dan tanaman hijau lainnya jarang sekali ditemukan. Tidak heran jika setiap musim hujan Jakarta selalu kebanjiran.

2) Akibat sebab

Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
a. Desa Nepo mengalami gagal panen. Bagaimana tidak, kemarau tahun ini cukup panjang, di samping itu irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan petani dalam menggarap pertaniannya.

b. Mandala dikeluarkan dari sekolahnya. Dia jarang masuk kelas, tugas tidak pernah dikumpul, saat ulangan pun dia hanya mengumpulkan kertas jawaban kosong, terakhir dia diketahui ikut dalam tauran antar sekolah.

3) Akibat-akibat

Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.

Contoh:

a.       Ketika bejalan di tengah kota, Mega melihat banyaknya fasilitas umum yang diberhentikan pengerjaan begitu saja sebelum dapat dimanfaatkan masyarakat, banyaknya jalan-jalan poros rusak yang terabaikan, Mega lalu berpikir pastinya di Kota ini banyak rakyatnya yang melarat dan miskin, tetapi ridak terlintas dipikirannya bahwa sebagian besar kejadian ini adalah ulah para koruptor.


b.      Pak Amry, guru SMKN 1 Parepare mellihat siswa-siswi kelas 3 melakukan aksi corat-coret seragam putih abu-abu mereka, dia lalu berpikir bahwa siswa-siswi ini setelah melakukan aksi corat-coret seragam akan pergi konvoi motor di tengah jalan yang akan menimbulkan macet dan mengganggu para pengguna jalan yang lain. Pak Amry tidak perlu memikirkan alasan mengapa siswa-siswi kelas 3 melakukan hal itu semua, sudah pasti karena mereka semua dinyatakan lulus sekolah.
Salah nalar ada dua macam:
Salah nalar induktif
berupa :
·         kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
·         kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
·         kesalahan analogi.

Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
·         kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
·         kesalahan karena adanya term keempat;
·         kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
·         kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Berikut ini salah nalar yang berhubungan dengan induktif, yaitu :
  • A.   Generelisasi terlalu luas
Contoh : perekonomian Indonesia sangat berkembang
  • B.    Analogi yang salah
Contoh : ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.

Jenis – jenis salah nalar

1)    Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh :
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
2)   Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
3)   Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.

Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.

Contoh:
Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.

Contoh:
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.

Contoh:
Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak