Jumat, 21 Juni 2013

selamat jalan pak taufik kiemas

Duka menyelimuti Indonesia. Salah satu negarawan dan politikus yang sangat pro dengan rakyat, tapi juga sangat mengutakan kepentingan negara, Dr. (HC) H. Muhammad Taufiq Kiemas, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Taufiq Kiemas tutup usia di Singapore General Hospital di Outram, Singapura, 8 Juni 2013 pada umur 70 tahun Jenazah beliau diberangkatkan dari Singapura, Minggu 9 Juni 2013 pukul 09.00 WIB menuju Bandara Halim Perdanakusuma dan akan langsung dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Presiden ikut menerima kedatangan jenazah di Lanud Halim sebelum memimpin upacara pemakaman almarhum Taufik. Sementara, Wakil Presiden Boediono memimpin pelepasan jenazah dari Lanud Halim menuju TMP Kalibata. Pada saat menghembuskan nafas terakhir, beliau masih menjabat sebagai Ketua MPR Republik Indonesia periode 2009-2014. Jabatan ini diemban Taufiq merangkap sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPP PDI-P. Kuat dugaan bahwa beliau meninggal dikarenakan kelelahan setelah melakukan tugas kenegaraan, yaitu pada saat kunjungan sekaligus peresmian patung Soekarno di Taman Rendo, Ende, Nusa Tenggara Timur bersama Wakil Presiden RI Boediono pada peringatan Hari Pancasila 1 Juni 2013. Sosok yang lahir pada tanggal 31 Desember 1942 di Jakarta ini, memang sejak muda berkarier di dunia politik. Taufiq Kiemas memulai karier politiknya ketika di bangku mahasiswa dengan bergabung sebagai anggota GMNI(Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Kemudian ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia dan terpilih sebagai anggota DPR/MPR-RI pada tahun 1992. Selama masa Orde Baru, karier politiknya banyak dikebiri oleh pihak penguasa. Kariernya mulai cemerlang setelah rezim Soeharto tumbang. Pada pemilu 1999, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) keluar sebagai pemenang. Kemenangan ini mengantarkan istrinya menjadi Wakil Presiden dan kemudian Presiden Indonesia kelima. Beliau juga menulis buku biografi dirinya yang diluncurkan pada ulang tahun ke-70 yang berjudul Gelora Kebangsaan Tak Kunjung Padam. Buku setebal 471 halaman itu berisi perjalanan hidup Taufiq Kiemas sejak kecil, besar di Yogyakarta, dan mulai masuk di kancah politik nasional, hingga menjadi ketua MPR. Semasa hidupnya sebagai Ketua MPR, Taufik Kiemas dengan semangat pantang menyerah memang kerap mensosialisasikan kembali Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang dikenal dengan empat pilar kebangsaan. Selain itu,Taufiq Kiemas juga berjasa dalam mendorong pemberian pahlawan nasional kepada Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia, Soekarno dan Hatta. Pada tanggal 10 April 2013, Taufik Kiemas dianugerahi gelar kehormatan honoris causa pada sidang terbuka pengukuhan penganugerahan gelar doktor kehormatan Universitas Trisakti di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta dan dihadiri oleh Presiden SBY dan Wapres Boediono, Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri, mantan Wapres Hamzah Haz dan Jusuf Kalla, Ketua MK Mahfud MD, Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung. Gelar kehormatan ini diberikan Universitas Trisakti karena Taufiq dinilai telah melahirkan gagasan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Indonesia, sehingga nilai tersebut dapat dipahami pejabat negara dalam berbangsa dan bernegara. Empat Pilar Kebangsaan Indonesia ini terdiri dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia kehilangan orang baik yang menjadikan politik sebagai lahan perjuangan. Sungguh kisah hidup Taufik Kiemas yang perlu kita contoh, dimana Kisah Taufik Kiemas dengan semangat kebangsaannya ini harus kita tanamkan di diri kita agar selalu mau berusaha dan terus berusaha . Semangat pantang menyerah dari kisah taufik kiemas wajib kita tiru. Presiden SBY juga mengimbau seluruh masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama dua hari sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum. Semoga Allah menerima perjuangan dan amal ibadahnya, dan memberikan kesabaran kepada keluarga yang ditinggalkan, khususnya istri tercinta Presiden Kelima, Ibu Megawati Soekarnoputri. Aamiin,, Yaa Robbal ‘Alamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar