Kawan, sungguh benar
jika ada yang bilang, punya seorang musuh itu terlalu banyak, dan punya seribu
teman itu terlalu sedikit.
Mengingat sudah
menjadi naluri kita sebagai manusia, untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, dan
tak suka punya musuh, meski hanya seorang. Karena itu sudah sepantasnya, teman,
sahabat, saudara yang sudah kita punya, kita rawat dan jaga agar tak pergi,
atau berbalik menjadi musuh kita. Kita harus pintar bersikap dan membawa diri
dalam berinteraksi dengan mereka. Berikut beberapa kiat menjadi sahabat yang
baik.
- NIAT BAIK. Niat, menjadi penentu baik buruknya amal kita, sebagaimana Rasulullah pernah bersabda, bahwa amal tergantung niatnya. Niat yang baik, akan menjadi modal yang kuat dalam mempererat persahabatan. Contoh, jika kita niat jalin persahabatan jadi sarana memperkuat iman dan ketaqwaan, maka akan menguatkan hati untuk terus menjaga persahabatan tersebut.
- DASAR YANG BENAR. Yang tak kalah penting, telusurilah apa yang mendasari kita untuk menjalin sebuah persahabatan. Apakah Cuma karena sama-sama satu hobi, satu kampung, dan sekolahan, atau didasari kesamaan iman dan aqidah? Ingat, hal ini sangat menentukan ‘warna’ dari persahabatan yang kamu bina kedepannya.
- JADILAH ORANG YANG AMANAH. Sebab, ini adalah salah satu sifat wajiby ang harus ada pada diri seseorang muslim. Orang yang tak punya sifat ini, pantas diragukan keislamannya. Sifat ini membuat kita mulia, juga membawa rasa aman pada siapapun yang bergaul dengan kita.
- TULUSLAH. Di zaman serba materialistis seperti sekarang, banyak orang berteman bukan karena benar-benar ingin menjalin persahabatan. Banyak hanya karena punya kepentingan tersembunyi dan karena mengejar keuntungan duniawi. Kita sebagai muslim, harus beda.
- BERSIKAPLAH TERBUKA. Manfaatnya, sang teman akan bisa mengenal, mengerti dan memahami kita lebih dalam, yang pada akhirnya dapat memperkuat rasa keakraban, bahkan senasib seperjuangan. Tapi perlu dicatat, demi menjaga kemuliaan diri, senaiknya jangan umbar segala kondisi yang ada pada kita. Cukup seperlunya sambil melihat maslahat dan mudharatnya. Jangan ceritakan aib dan hal-hal yang terlalu pribadi.
- BERUSAHALAH BANYAK MEMBERI, JANGAN BANYAK MEMINTA. Selama masih dalam koridor kebaikan dan mampu melakukan, jangan pelit untuk memberi apapun yang kita punya, terlebih saat sahabat membutuhkan. Tak harus selalu berbentuk materi, tapi juga wujud bantuan moral, dukungan, nasehat dan saran, serta solusi saat sahabat kita mengalami kesusahan.
- TERIMALAH SAHABATMU SEBAGAIMANA ADANYA. Kita boleh berharap agar mereka bisa sebaik kita. Namun, jangan sekali-kali menuntut dan memaksa, karena itu sudah diluar wewenang dan hak kita. Jika sahabat kita masih banya kekurangan, dakwahi dan perbaikilah dengan lembut dan pelan. Kedepankan pemberian motivasi dan nasehat, bukan cacian dan ancaman. Jangan lupa juga, pilih waktu dan kondisi yang tepat untuk memberi nasehat, agar ia lebih mudah menerima, dan bukan malah membencinya.
- TERIMALAH KRITIKAN. Tunjukan pada sahabatmu, bahwa kita tidak hanya bisa menasehati, namun tak mau mengakui kekurangan dan menerima masukan. Sikap fair seperti ini, membuat sahabatmu tidak merasa direndahkan.
- BERIKAN PERHATIAN. Meski ia tampak tak membutuhkan, tapi percayalah, ia akan senang menerimanya. Sesekali, bawakan oleh-oleh saat kamu pulang dari luar kota, pujilah cara memakai jilbabnya yang rapi, tanyakan kabar keluarganya, dan sebagainya.
- HORMATI PRIVASINYA. Jangan pernah membocorkan rahasia yang pernah ia ceritakan. Ini terkait dengan sikap amanah yang disebutkan di awal. Saat ia sedang ingin sendiri, jangan mengganggunya. Jangan membuka HP, buku harian, tas atau dompet miliknya tanpa izin, dan sebagainya.
- JIKA TERJADI KONFLIK, SELESAIKAN SEGERA. Mulailah mengambil inisiatif untuk menyelesaikannya. Jangan menunda-nunda apalagi bersikap tak ada masalah. Konflik memang mengganggu, namun dengan penyelesaian yang baik dan segera, akan membuat persahabatan tetap mesra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar