Jumat, 05 Juli 2013

MEMBANGKITKAN KECINTAAN KAUM MUDA TERHADAP ALAT MUSIK DAN MUSIK TRADISIONAL


Musik, siapapun pasti menyukainya. Dari anak kecil sampai orang tua sekalipun. Semua pasti senang bersenandung dan mendengarkan musik. Musik merupakan bahasa universal untuk menyampaikan segala bentuk perasaan manusia, ditambah dengan syair lirik membuat musik semakin sempurna. Ada banyak alat musik yang digunakan dengan bunyi yang beragam pula. Dan apabila digabungkan akan semakin membuat musik itu semakin indah. Indonesia memiliki banyak alat musik tradisional dengan suara yang merdu dan indah disetiap daerah nya. Namun saying sekali, mungkin hanya sebagian kecil dari anakmuda Indonesia yang mau mengenal musik serta alat musik asli Indonesia. Mereka apra kaum muda lebih menggandrungi untuk memainkan musik-musik modern dan melupakan kebudayaan musik nya sendiri yang padahal tidak kalah lebih baik dan bermutu dari musik yang mereka usung saat ini. Apapun jenis musik nya sangat jarang ditemukan yang membawa alat musik etnik ataupun bebunyian khas Indonesia dalam setiap musik dan lagu nya. Mereka lebih condong mengikuti apa yang menjadi tren di masa nya. Sehingga banyak ditemukan band atau musisi Indonesia yang hanya bisa jadi plagiator dari musisi luar dan tidak memiliki ciri sama sekali. Mungkin semua nya terjadi karena kepentingan komersialisasi dari label atau hal-hal tertentu yang menjadi tujuan dari para pelaku itu sendiri.
Untuk menampung kreatifitas anak muda dibidang musik, hampir disetiap daerah ditemukan berbagai festival maupun parade musik. Mulai dari yang kelas karokean hingga full band. Namun masih sedikit ditemukan promotor dan EO yang mau bertaruh untuk lebih mendekatkan kaum muda kepada kebudayaannya sendiri. sebuah trend dan budaya baru didatangkan sementara budaya sendiri dilupakan dan dicampakan. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam dunia bisnis termasuk bisnis hiburan, semuanya memang berorientasi kepada untung dan rugi. Semua yang bisa menguntungkan diambil dan yang dianggap akan merugi lebih baik dibuang. Mungkin karena alasan tersebut para promotor maupun EO lebih senang untuk bermain di zona aman dengan lebih mementingkan permintaan pasar. Tapi ada satu hal yang mengganjal, sebuah event belum bisa dibilang sukses kalau hanya memberikan keuntungan hanya kepada pihak penyelenggara saja. Sebuah event bisa disebut berkualitas apabila event tersebut bisa memberikan kontribusi positiif kepada peserta, pengunjung maupun lingkungan setelah event itu digelar. karena sebuah event musik tidak jauh berbeda tujuannya dengan sebuah kampanye dan iklan sebuah produk dengan tujuan untuk menghimpun simpati lingkungan agar bisa lebih dekat dengan sesuatu hal yang dikampanyekan atau bisa menggunakan barang maupun jasa yang di promosikan.
Sebuah contoh langkah menarik diambil dari komunitas osd_lrWS di Sumatera Barat. Dalam setiap kegiatan dan event yang mereka adakan, osd_lrWS selalu mewajibkan peserta untuk memainkan alat musik tradisonal Indonesia dalam setiap lagu ber aliran rock yang mereka bawakan. Dan langkah yang tertuang dalam event bertajuk “Jika Kami Bersama” yang diadakan di kota berbeda setiap tahunnya dan telah memasuki tahun ketiga. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta karena harus memasukan suara alat musik tardisional kedalam sebuah musik jadi yang dimainkan dan juga menjadi tontonan menarik bagi para pengunjung event karena bisa mendengarkan suara music tradisional disebuah festival musik rock. Langkah ini diambil untuk mengingatkan kaum muda Indonesia khususnya di Sumatera Barat bahwasannya alat music tradisional tidak kalah gaul dengan alat music modern. Dan music tradisional juga bisa dikolaborasikan dengan music modern. Karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi menuntut para peserta untuk bisa untuk bisa lebih mengembangkan kemampuan dalam menguasai alat musik. Karena dengan menjadi seorang musisi berarti harus kreatif agar bisa menghasilkan sebuah karya yang benar-benar orisinil dan bukan plagiat. Dan hal tersebut lah yang menjadi tujuan dari event ini. Karena mereka berfikir sangat sayang sekali melihat alat musik “saluang” dimainkan oleh seorang dari bangsa lain, sementara orang-orang dari daerah asalnya tidak ada lagi yang bisa meniup “saluang” agar dia bisa bersuara. Begitupun nasib alat-alat musik lain, sementara anak muda nya sibuk mendalami musik dari daerah luar sana sampai mengeluarkan biaya yang tidak tanggung-tanggung untuk mempelajarinya. Dan komunitas ini pun merasa berkewajiban untuk bisa membuat benteng agar budaya bangsa ini tidak hilang. Mereka mengambil langkah kecil untuk melestarikan kebudyaan memlalui alat musik. Dengan harapan semakin sering anak muda memainkan dan mendengarkan musik tradisional maka semakin terjagalah kebudayaan bangsa ini. Dan membuktikan kepada kaum muda bahwasannya alat music tradisional juga bisa dimainkan didalam setiap jenis musik modern.
Dan dapat disimpulkan, untuk membangun kecintaan dari kaum muda terhadap kebudayan bangsa adalah dengan lebih meng- akrabkan mereka dengan kebudayaan itu sendiri. Dengan cara memasukan rasa melalui hal-hal yang mereka gandrungi. Semakin seringnya alat musik tradisional digunakan oleh para kamun muda akan ada beberapa hal yang akan bisa diraih dalam rangka pengamanan kebudayaan bangsa untuk masa yang akan datang. Dan akan semakin banyak musisi Indonesia yang go-internasional dengan lebih Indonesia dimata dunia .
#Minangkabau West Sumatera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar