Jumat, 05 Juli 2013

cinta terhadap lingkungan

Hakikat cinta kasih yaitu cinta boleh jadi merupakan suatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas. Kendatipun demikian, sulit juga untuk diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Victor Hago, seorang punnjagga terkenal, pada satu kesimpulan,bahwa mati tanpa cita sama halnya dengan mati dengan penuh dosa.
Cinta memang sangat erat terpaut dengna kehidupan manusia. Tidak pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta.Kendatipun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu padahal, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
Cinta kasih mengandung arti yang berbeda-beda, misalnya istilah jatuh cinta, dilamun asamara, atau cinta kasih seorang ibu kepada bayinya, cinta kasih terhadap tanah air, cinta kasih terhadap alam, cinta kasih terhadap musik, mencintai sesame manusia seperti mencintai diri sendiri atau cinta seorang lelaki pada seorang perempuan. Semua istilah tersebut tidak sama tetapi merupakan variasi-variasi sekian banyak.
Cinta kasih terhadap lingkungan adalah cinta kasih kita terhadap alam semesta ini,mencitai keindahan dari lingkungan dan alam sekitar.Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mencintai keindahan terhadap lingkungannya.Dimana dengan lingkungan yang indah manusia bisa menikmati suatu keindahan dan keasrian sehingga bisa menghilangkan kepenatan orang tersebut ketika menikmatinya.
Pada tulisan saya ini,saya mengutip sebuah tulisan dimana seseorang berkewarganegaraan asing jatuh cinta terhadap lingkungan yang berada di Indonesia,tepatnya di Sumatera Utara yaitu Danau Toba.Seseorang tersebut bernama Annette Horschmann,di tanah batak dia di beri nama Annette boru Siallagan.Dia lahir di Wengern, Germany pada tanggal 21 October 1967,ia telah 16 tahun tahun tinggal di Indonesia. Perempuan ini sangat berperan dalam kemajuan pariwisata Danau Toba Dia telah membangkitkan semangat orang Toba dia dan sebagai inspirasi orang2, dimana dia telah berperan penting dalam membersihkan lingkungan Danau Toba seperti pembersihan enceng gondong yang telah merusak perairan Danau Toba.Dengan begitu kecintaannya teradap lingkungan di danau toba ia sempat di nobatkan menjadi Duta Kebersihan Danau Toba.
Ini adalah kutipan artikel Annette “Kalau ku pandang kau dari jauh, Danau Toba yang indah… Tetapi kalau sudah dekat keindahan ini berkurang drastis di banyak titik di tepi Danau. Jarang kita mendapatkan teluk yang bebas dari “karpet terapung” yang terbentuk dari eceng gondok, yang mudah berkembang di air yang terpolusi dan dicampur dengan adanya ikan-ikan yang sudah mati ditepi Danau, maupun sampah yang sangat tidak enak dipandang di Danau Toba yang indah ini.
Padahal menurut orang tua mencemari Danau Toba pantang sekali karena ada kepercayaan-kepercayaan dari Nenek moyang, Danau Toba punya “tondi” atau roh yang akan marah dan manusia bisa jadi terancam musibah kalau mereka mengotori atau mencemari Danau Toba dan disekelilingnya. Makanya Ibu dari suami saya selalu memperingatkan anak anak “jangan buang sampah apapun ke Danau!” dan “kampung saya harus bersih dari sampah dan polusi” Kepercayaan Nenek moyang itu kebetulan bukan suatu fiktif belaka, tetapi fakta. Kalau orang tidak mulai sadar dan menjaga kebersihan air dan lingkungan, kesehatan kita dan mata pencaharian kita dari bisnis yang terkait dengan pariwisata akan terancam.
Maka dari itu kita jangan pernah malas atau letih membersihkan lingkungan disekeliling areal kita yang terjangkau, biarpun bukan kita yang membuang sampah di areal rumah kita tetapi orang yang belum sadar. Kalau tidak akan berakibat fatal bagi kita, generasi penerus dan para pengunjung yang datang ke Danau Toba ini. Karena ‘tidak membersihkan area disekeliling rumah kita sama saja kita juga ikut mengotori rumah kita, dimana kita membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempat yang sudah disediakan’! Jangan pernah ada kata malas atau tidak mau melakukannya, karena banyak orang masih „buta atau tidak tahu“ tentang linkungan dan bahayanya lingkungan yang tercemar. Kita bisa mulai dari diri kita sendiri dan menegor atau menasehati orang yang belum mengerti, oleh dari itu akan tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman!
“Kita harus bersama-sama meningkatkan daya saing, dengan berbagai kemudahan yang disediakan pemerintah, serta perbaikan layanan oleh pelaku-pelaku wisata,” katanya.”
Kita sebagai manusia seharusnya bisa mencintai lingkungan sama seperti kita mencintai makhluk hidup lainnya.Lingkungan juga bisa mempengaruhi psikologis kita manusia.Bila lingkungan yang kita cintai bersih,indah dan asri begitu juga isi hati kita manusia yang mencerminkan suasana lingkungan tersebut.Marilah kita cintai lingkungan sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar