Hakikat
cinta kasih yaitu cinta boleh jadi merupakan suatu istilah yang sulit
untuk dibatasi secara jelas. Kendatipun demikian, sulit juga untuk
diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup
manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai
membawa Victor Hago, seorang punnjagga terkenal, pada satu
kesimpulan,bahwa mati tanpa cita sama halnya dengan mati dengan penuh
dosa.
Cinta
memang sangat erat terpaut dengna kehidupan manusia. Tidak pernah
selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus
akan cinta.Kendatipun demikian, hampir setiap orang tidak pernah
berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang
apa dan bagaimana cinta itu padahal, cinta bisa diibaratkan sebagai
suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan
pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
Cinta kasih
mengandung arti yang berbeda-beda, misalnya istilah jatuh cinta, dilamun
asamara, atau cinta kasih seorang ibu kepada bayinya, cinta kasih
terhadap tanah air, cinta kasih terhadap alam, cinta kasih terhadap
musik, mencintai sesame manusia seperti mencintai diri sendiri atau
cinta seorang lelaki pada seorang perempuan. Semua istilah tersebut
tidak sama tetapi merupakan variasi-variasi sekian banyak.
Cinta kasih
terhadap lingkungan adalah cinta kasih kita terhadap alam semesta
ini,mencitai keindahan dari lingkungan dan alam sekitar.Manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan yang mencintai keindahan terhadap
lingkungannya.Dimana dengan lingkungan yang indah manusia bisa menikmati
suatu keindahan dan keasrian sehingga bisa menghilangkan kepenatan
orang tersebut ketika menikmatinya.
Pada tulisan saya
ini,saya mengutip sebuah tulisan dimana seseorang berkewarganegaraan
asing jatuh cinta terhadap lingkungan yang berada di Indonesia,tepatnya
di Sumatera Utara yaitu Danau Toba.Seseorang tersebut bernama Annette
Horschmann,di tanah batak dia di beri nama Annette boru Siallagan.Dia
lahir di Wengern, Germany pada tanggal 21 October 1967,ia telah 16 tahun
tahun tinggal di Indonesia. Perempuan ini sangat berperan dalam
kemajuan pariwisata Danau Toba Dia telah membangkitkan semangat orang
Toba dia dan sebagai inspirasi orang2, dimana dia telah berperan penting
dalam membersihkan lingkungan Danau Toba seperti pembersihan enceng
gondong yang telah merusak perairan Danau Toba.Dengan begitu
kecintaannya teradap lingkungan di danau toba ia sempat di nobatkan
menjadi Duta Kebersihan Danau Toba.
Ini adalah kutipan
artikel Annette “Kalau ku pandang kau dari jauh, Danau Toba yang indah…
Tetapi kalau sudah dekat keindahan ini berkurang drastis di banyak
titik di tepi Danau. Jarang kita mendapatkan teluk yang bebas dari
“karpet terapung” yang terbentuk dari eceng gondok, yang mudah
berkembang di air yang terpolusi dan dicampur dengan adanya ikan-ikan
yang sudah mati ditepi Danau, maupun sampah yang sangat tidak enak
dipandang di Danau Toba yang indah ini.
Padahal menurut
orang tua mencemari Danau Toba pantang sekali karena ada
kepercayaan-kepercayaan dari Nenek moyang, Danau Toba punya “tondi” atau
roh yang akan marah dan manusia bisa jadi terancam musibah kalau mereka
mengotori atau mencemari Danau Toba dan disekelilingnya. Makanya Ibu
dari suami saya selalu memperingatkan anak anak “jangan buang sampah
apapun ke Danau!” dan “kampung saya harus bersih dari sampah dan polusi”
Kepercayaan Nenek moyang itu kebetulan bukan suatu fiktif belaka,
tetapi fakta. Kalau orang tidak mulai sadar dan menjaga kebersihan air
dan lingkungan, kesehatan kita dan mata pencaharian kita dari bisnis
yang terkait dengan pariwisata akan terancam.
Maka dari itu kita
jangan pernah malas atau letih membersihkan lingkungan disekeliling
areal kita yang terjangkau, biarpun bukan kita yang membuang sampah di
areal rumah kita tetapi orang yang belum sadar. Kalau tidak akan
berakibat fatal bagi kita, generasi penerus dan para pengunjung yang
datang ke Danau Toba ini. Karena ‘tidak membersihkan area disekeliling
rumah kita sama saja kita juga ikut mengotori rumah kita, dimana kita
membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempat yang sudah
disediakan’! Jangan pernah ada kata malas atau tidak mau melakukannya,
karena banyak orang masih „buta atau tidak tahu“ tentang linkungan dan
bahayanya lingkungan yang tercemar. Kita bisa mulai dari diri kita
sendiri dan menegor atau menasehati orang yang belum mengerti, oleh dari
itu akan tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman!
“Kita harus
bersama-sama meningkatkan daya saing, dengan berbagai kemudahan yang
disediakan pemerintah, serta perbaikan layanan oleh pelaku-pelaku
wisata,” katanya.”
Kita sebagai
manusia seharusnya bisa mencintai lingkungan sama seperti kita mencintai
makhluk hidup lainnya.Lingkungan juga bisa mempengaruhi psikologis kita
manusia.Bila lingkungan yang kita cintai bersih,indah dan asri begitu
juga isi hati kita manusia yang mencerminkan suasana lingkungan
tersebut.Marilah kita cintai lingkungan sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar